Bandung, BewaraJabar — Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung menyelenggarakan pelatihan konseling adiksi bagi petugas layanan kesehatan dalam rangka peringatan Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada 1 Desember 2021 lalu.
Pelatihan konseling adiksi tersebut diperuntukan bagi pelayanan kesehatan serta pendamping dan penjangkau dari LSM yang bergerak di isu pengguna jarum suntik.
Atas hal tersebut, Wakil Wali Kota Bandung yang juga sebagai Ketua Harian KPA Kota Bandung, Yana Mulyana menyampaikan apresiasinya.
“Hal ini sangat penting untuk menangani para pengguna narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza) yang juga berpotensi menjadi penyebar HIV/AIDS,” ucap Yana saat menutup acara secara virtual melalui Zoom Meeting, Rabu 8 Desember 2021.
Yana pun meminta para konselor agar selalu melakukan upaya preventif mencegah masyarakat terjerumus menjadi pemakai napza.
“Sosialisasi tentang bahaya dan keburukan yang ditimbulkan napza harus terus dilakukan supaya masyarakat menjauhinya,” ujarnya.
“Insyaallah para pengguna bisa ditangani secara cepat dan tepat sehingga bisa menghentikan penggunaan napza,” lanjutnya.
Yana berharap, melalui asesmen ini para petugas konseling bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Sehingga pengguna napza dan juga penderita HIV/AIDS di Kota Bandung terus menurun dan tidak ada lagi.
Sementara itu, Kepala Bagian Pencegahan dan Pengendalian (P2P) Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr. Rosye Arosdiani mengatakan, di Kota Bandung masih banyak sekali kegiatan yang dapat mengancam keberlangsungan ataupun penularan HIV/AIDS.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, lanjut Rosye, KPA Kota Bandung membuat suatu program pencegahan dan pengendalian yang dikenal dengan istilah Harm Reduction yaitu mengurangi dampak buruk penggunaan jarum suntik.
Sehingga dengan terselenggaranya pelatihan konseling adiksi ini, diharapkan bisa membentuk kolaborasi antara pelayanan kesehatan dengan para pendamping dan penjangkau yang dapat menentukan keberhasilan dari program harm reduction.
“Karena bagaimanapun juga koordinasi dan komunikasi antara pelayanan kesehatan dengan para pendamping dan penjangkau ini sangat menentukan keberhasilan dari program harm reduction,” kata Rosye
“Kita bergerak di semua sisi dan berkolaborasi bersama untuk meminimalisir dampak buruk penggunaan jarum suntik,” paparnya.