Bewarajabar.com – Adanya varian baru dalam virus Covid-19 yaitu Omicron membuat masyarakat kembali gundah. Pasalnya kasus Omicron di Indonesia terus meningkat, kini jumlahnya mencapai 414 orang.
Kasus Omicron di Indonesia sejauh ini masih didominasi imported cases, terutama dari Turki dan Arab Saudi. Seluruh kasus varian Omicron yang ditemukan umumnya sudah divaksinasi lengkap.
Dilansir dari detik.com baru-baru ini, terdapat studi penelitian yang mengungkapkan bahwa dua dosis vaksin Sinovac (CoronaVac) efektif melawan varian Omicron. Meski begitu, penerima dua dosis vaksin Sinovac (CoronaVac) memerlukan dua dosis vaksin booster seperti Pfizer-BioNTech agar tubuh bisa mendapat perlindungan lebih maksimal dari serangan varian Omicron.
Penelitian tersebut dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Yale, Kementerian Kesehatan Republik Dominika, dan lembaga lainnya, serta telah dipublikasikan di jurnal online medRxiv. Akan tetapi, penelitian ini masih belum ditinjau lebih lanjut oleh rekan sejawat ahli kesehatan.
Dalam penelitian tersebut, ditemukan dua dosis vaksin Sinovac dengan tambahan vaksin booster Pfizer menghasilkan respons antibodi yang mirip dengan vaksin mRNA dua dosis.
Akan tetapi, hasil tingkat antibodi terhadap Omicron adalah 6,3 kali lipat lebih rendah jika dibandingkan dengan COVID-19 varian awal, serta 2,7 kali lipat lebih rendah jika dibandingkan dengan varian Delta.
Salah satu peneliti yang ikut berkontribusi, Prof Akiko Iwasaki, menyatakan bahwa penerima CoronaVac (vaksin Sinovac) kemungkinan memerlukan dua dosis booster tambahan untuk mencapai tingkat perlindungan terhadap Omicron.
“Dari segi kesehatan masyarakat, penerima dua dosis vaksin CoronaVac tidak cukup untuk menetralisir varian Omicron. Bahkan dengan booster dua dosis vaksin CoronaVac ditambah Pfizer, NAb-nya hanya 1,4 kali lebih tinggi dari 2 kali mRNA saja,” kata Akiko, pada akun Twitternya.
“Dengan demikian, penerima CoronaVac mungkin memerlukan 2 dosis booster tambahan untuk mencapai tingkat yang dibutuhkan untuk melawan Omicron,” lanjutnya.
Tak hanya itu, berdasarkan penelitian yang menganalisis sampel dari 101 peserta di Republik Dominika, juga mengemukakan dua dosis vaksin Sinovac (CoronaVac) tidak mampu menetralisir varian Omicron.
Bahkan, penelitian awal yang dilakukan oleh Universitas Hong Kong menjelaskan bahwa tiga dosis vaksin Sinovac tidak mampu melawan varian Omicron lantaran tidak menghasilkan antibodi penetral virus yang cukup.
Oleh karena itu, para penerima vaksin Sinovac (CoronaVac) memerlukan dua kali suntikan vaksin booster Pfizer-BioNTech yang memungkinkan untuk mencapai tingkat perlindungan dari varian Omicron.
Sumber: detik.com