Bandung, JB — Meski dua tahun lebih pandemi Covid-19 melanda Kota Bandung, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung beserta pemangku kebijakan kewilayahan terus berupaya mempercepat pemulihan ekonomi. Hal ini terlihat dari laporan Kelurahan Antapani Kidul mengenai jumlah pelaku UMKM di Antapani Kidul yang terus mengalami kenaikan.
Tahun 2021 yang semula terdapat 138 pelaku UMKM, bertambah menjadi 915 UMKM di tahun 2022.
Melalui upaya ini, Antapani Kidul berhasil mewakili Kota Bandung dan masuk dalam tiga besar kelurahan tangguh yang diperlombakan di tingkat Jawa Barat (Jabar).
Untuk mengevaluasi hasil laporan tersebut, Tim Verifikasi Lapangan Tingkat Jabar 2022 melakukan pemeriksaan langsung ke Kelurahan Antapani Kidul pada Kamis, (23/06/2022).
Dalam kesempatan ini, Ketua Tim Verifikasi Lapangan Tingkat Jabar 2022, Lisa Avianty menyampaikan, ada tiga aspek yang akan menjadi penilaian untuk memenangkan Lomba Kelurahan Tangguh Tingkat Jabar.
“Ada aspek pemerintahan, kewilayahan, dan kemasyarakatan.
Kemasyarakatan ini ada beberapa unsur, seperti PKK, posyandu, poskamling, ronda, dan Bhabinkamtibmas,” jelas Lisa.
Ia mengatakan, dengan jumlah penduduk yang padat di Antapani Kidul, bisa menjadi potensi untuk mempercepat ekonomi di kelurahan ini.
“Kita ingin lihat, tempat yang padat ini apakah bisa memberikan efek domino yang baik untuk masyarakat. Kemarin dari hasil paparan lurah Antapani Kidul, kami sangat mengapresiasi dan berharap proses ini bisa menjadi pembelajaran bagi kelurahan lain,” ujarnya.
Menanggapi hal ini, Wali Kota Bandung, Yana Mulyana yang turut hadir dalam kegiatan ini berharap, Antapani Kidul bisa menjadi salah satu wilayah yang berperan untuk pemulihan ekonomi di Kota Bandung
“Tahun lalu potential loss kita lebih dari Rp1 triliun. Tahun ini Provinsi Jabar menargetkan pertumbuhan ekonomi 5 persen. Mudah-mudahan Kota Bandung bisa tumbuh di angka 5,5 persen,” katanya.
“Semoga apa yang kita lakukan sudah on the track dalam memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat,” harap Yana.
Di tempat yang sama, Lurah Antapani Kidul, Dedi Juardi mengatakan, pihaknya bersama warga telah melakukan beberapa program inovasi untuk membantu masyarakat semakin berdaya.
Salah satunya melalui Koperasi Unit Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) yang hingga saat ini keuangannya telah mencapai Rp51 juta.
“Koperasi ini upaya kita untuk membantu masyarakat melawan rentenir. Kita juga bantu untuk mereka menghasilkan produk UMKM sendiri, ada yang punya usaha rempeyek, risoles, dan mi ayam. Jadi masyarakat lebih berdaya dan mandiri tanpa terjerat rentenir lagi,” ungkap Dedi.
Selain itu, poin lebih yang menjadi sorotan di Antapani Kidul adalah aktif dalam pelayanan melalui aplikasi e-government (e-govt). Melalui aplikasi ini, pemerintah kewilayahan telah memudahkan pelayanan masyarakat dalam mengakses kebutuhan.
“Kami juga ada e-yaris, aplikasi yang sudah digunakan masyarakat untuk pelayanan konsultasi mengenai ahli waris,” imbuhnya.
Masyarakat Antapani Kidul juga memanfaatkan potensi lahan mereka untuk dijadikan Buruan Sae. Tersebar 10 Buruan Sae di 19 RW Antapani Kidul.
Mereka juga menangani Covid-19 dan stunting salah satunya dengan program ketahanan pangan melalui Lumbung Pangan dan Gerakan Berbagi Beras (Gebber).
“Jumlah anak stunting di Antapani Kidul turun dari sebelumnya 25 kasus di tahun 2021, menjadi 15 kasus di tahun 2022. Semoga ke depannya kita terus bisa menurunkan angka stunting di Kota Bandung,” katanya. ***