Bandung, JB — Ketua Biro Investigasi DPP Manggala Garuda Putih (MGP) Agus Satria, menyoroti anggaran triliunan rupiah yang l digelontorkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek), untuk proyek pengadaan bantuan laptop (Chromebook) dan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Ada pun bantuan yang diberikan, berupa laptop, access point, konektor, layar proyektor, speaker aktif hingga internet router ke setiap sekolah dan universitas di penjuru daerah.
“Namun dalam pelaksanaan banyak tidak sesuai dengan harapan,” ucapnya di Bandung, Senin, 16 Mei 2022.
Agus mengatakan, demi kemajuan TIK, pemerintah pusat melalui Kemendikbud-Ristek telah melakukan pengadaan Chromebook untuk para pelajar dari tingkat TK, SD, SMP, SMA/SMK dan universitas.
Menurutnya, proyek pengadaan Chromebook tersebut banyak menyedot perhatian publik. Pasalnya, harga satu Chromebook yang dianggarkan pemerintah itu mencapai Rp 10 juta per unit, padahal, kisaran harganya di pasaran hanya Rp 5 juta an.
“Selain tidak sesuai dengan spek, terjadi juga ketidak merataan jumlah unit yang dialokasikan ke tiap sekolah,” tegas Agus.
Selain itu, kata Agus, pengadaan Chromebook yang dianggarkan dari DAK, juga berpotensi menciptakan ketimpangan mutu antara sekolah negeri dan swasta. Pasalnya, tingkat pemerintah daerah lebih mengutamakan sekolah negeri.
“Jadi bisa disimpulkan kemajuan TIK di tingkat sekolah secara kualitas tidak merata,” ujar Agus.
Lebih lanjut, Agus juga mengatakan pengadaan fasilitas penunjang untuk kemajuan TIK telah menciptakan persaingan usaha yang tidak sehat.
Pasalnya, banyak oknum pejabat mengkaitkan dengan kepentingan kelompok guna mencari peluang keuntungan secara bersama.
“Kami berharap sekiranya program ini bisa dilaksanakan secara merata baik secara kuantitas ataupun kualitas,” katanya.
“Kami sangat berharap kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan agar melakukan peninjauan langsung ke tiap sekolah sebagai pihak penerima manfaat,” tambah Agus. ***