Bandung, JB — Bertepatan dengan Hari Tani Nasional dan Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) 212, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) menyelenggarakan Panen Raya Padi Program IP400 di Kelurahan Cipamokolan, Kecamatan Rancasari, Senin (26/09/2022).
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura DKPP Kota Bandung, Eva Yosida menyampaikan, biasanya dari program IP400, Rancasari bisa menghasilkan 6 ton dari lima kelompok tani. “Tadi belum ada hasil finalnya berapa ton beras karena baru panen. Luas lahannya 70 ha, bisa sampai 7 ton juga,” ujar Eva.
Ia mengatakan, panen ini merupakan kali kedua di tahun 2022. Sesuai dengan namanya, program Indeks Pertanaman 400 ditargetkan empat kali tanam dan empat kali panen. “Varietas yang digunakan jenis genjah seperti MD 70. Jadi dia tanamnya bisa tanamnya 70-90 hari paling lambat,” jelasnya.
Ia memaparkan, kendala yang dihadapi para petani sampai saat ini terkait kesulitan alat pertanian, terutama dari jumlah traktor. “Biasanya ketika harus pengolahan lahan pascapanen. Lahan itu kan harus diolah lagi kalau sudah digunakan, harus dibajak lagi. Kita kadang harus saling pinjam traktor ke kecamatan lain,” paparnya.
Selain itu, kebutuhan solar juga menjadi salah satu kendala. Para petani terkendala membeli solar karena menggunakan jeriken. “Biasanya dari DKPP memberikan surat rekomendasi pada SPBU untuk mempermudah para petani pembelian solarnya,” jelasnya.
Petani IP 400 tahun ini baru diselenggarakan di Kecamatan Rancasari. Rencananya tahun depan akan bertambah di Kecamatan Cinambo sebanyak tiga kelompok petani zipur. “Ada tiga kelompok tani. Lahannya 30 ha. Meski tidak seluas Rancasari, minimal ada kecamatan yang bertambah,” ucapnya.
Untuk mengantisipasi kendala-kendala di Rancasari agar tak terulang saat pembukaan kelompok baru Cinambo, Eva menuturkan, DKPP akan meminta bantuan ke kementerian untuk menambah unit traktor di Kota Bandung.
Selaras dengan Eva, Camat Rancasari, Hamdani mengatakan, dengan adanya IP400, para petani pemilik diharapkan tidak menjual lahannya untuk alih fungsi yang lain. Sehingga petani bisa mempertahankan lahan pertanian untuk tetap eksis. “Para petani bisa meningkatkan produksi padinya melalui apa yang disediakan oleh pemerintah. Hasil panen padi ini akan dijual ke koperasi dan penampung,” kata Hamdani.
Ia menambahkan, DKPP juga melaksanakan pendampingan untuk melatih dan meningkatkan skill para petani agar mereka tidak jenuh dalam mengolah sawahnya. Mereka didampingi untuk mengolah lahan dengan baik dan meningkatkan produksi padinya. “Bagaimana agar varietas IP400 ini bisa membuat perputaran mereka untuk mengolah dan menghasilkan panen jadi lebih cepat,” jelasnya.
Sebab ia mengaku, jika hasil dari IP400 saat ini jauh lebih bagus dan baik daripada sebelumnya. Meski memang para petani masih terkendala dalam beberapa hal, seperti cuaca, hama, dan alat pertanian. Terkait cuaca dan hama perlu diantisipasi secara berkala oleh petani. “Hama juga ada yang datang dari burung, ada yang dari unsur hara. Tanah yang biasanya masa tanam dua kali setahun, sekarang jadi empat kali setahun. Ini terkait dengan pupuk dan hama tanahnya,” ungkapnya.
Kendala lain juga datang dari suplai air untuk persawahan dan solar untuk traktornya. “Semoga ke depannya perhatian dari pemerintah untuk para petani di daerah perkotaan semakin meningkat. Terutama dengan persoalan suplai air persawahan dan solar untuk traktornya yang masih sulit diakses,” imbuhnya. *red