BANDUNG, journalbroadcast.co -||- Selama 15 menit kedua telinga Sulis dibersihkan oleh dokter THT RSUD Kota Bandung. Awalnya, ia merasa sering gatal di bagian dalam telinganya. Tanpa pikir panjang, ia pun mencoba membersihkan telinganya sendiri dengan jari.
“Telinga saya sering gatal. Kalau sudah terasa banget gatalnya, saya bersihkan sendiri pakai jari. Pas tahu ada program Periksa Telinga Gratis ini, langsung daftar,” ungkap Sulis, Senin (18/09/2023).
Ia mengaku cukup puas dengan hasilnya. Sebab, dokter membersihkan secara detail bahkan sampai kotoran yang kecil pun.
“Teliti sekali. Pendengaran saya jadi lebih plong,” akunya.
Ia pun diimbau untuk datang secara rutin setiap 6 bulan sekali dan tidak boleh membersihkan telinganya sendiri.
Hal serupa juga dirasakan Agri, salah satu pasien yang mendaftar program pemeriksaan gratis THT di RSUD Kota Bandung. Telinga sebelah kanannya kerap terasa perih.
“Pas diperiksa ternyata memang ada kotoran atau serumen. Akhirnya dibersihkan dokter. Setelah dibersihkan jadi agak lega,” ujar Agri.
Menurutnya, dengan adanya program pemeriksaan gratis ini cukup membantu karena ia sering bingung cara bersihkan telinga.
“Kata dokter, jangan bersihkan telinga sendiri dengan cuttonbud. Lebih baik tiap 6 bulan sekali datang ke dokter untuk diperiksa,” lanjutnya.
Menanggapi hal itu, Dokter THT RSUD Kota Bandung, dr. Billy Yacub Rafel Sp. THT-KL menjelaskan, kasus THT paling banyak ditemukan adalah kasus kotoran telinga atau sering disebut serumen infektif.
“Selama 3 hari ini, kami berikan pelayanan BBT atau bersih-bersih telinga secara gratis untuk 25 pasien setiap harinya. Jika kita jumpai ada kotoran pada telinga, kita akan memberikan pelayanan untuk membersihkan,” jelas Billy.
Seusai membersihkan telinga pasien, ia selalu mengimbau untuk menjaga kesehatan telinga dan jangan dibersihkan sendiri.
“Caranya jangan mengorek telinga dengan cuttonbud atau alat lainnya. Cuttonbud hanya bisa mengeluarkan sebagian, sedangkan sisanya terjebak di dalam. Ini bisa membuat pendengaran menurun,” paparnya.
Ia menambahkan, pembersihan telinga boleh dilakukan pada sisi daun telinga luar saja. Namun, untuk kotoran di dalamnya, hanya boleh dilakukan oleh dokter.
“Direkomendasikan tiap 6 bulan sekali datang ke dokter THT baik ada keluhan ataupun tidak. Kita akan screening apabila ada kotoran akan dibersihkan,” imbuhnya.
Sementara itu, Plt. Wakil Direktur Pelayanan RSUD Kota Bandung, dr. Henny Indriani menyampaikan, program Pemeriksaan Gratis THT dilakukan selama 3 hari pada 18-20 September 2023.
Dari laporan yang masuk, pada 18 September sudah ada 185 orang yang mendaftar. Sedangkan pada 19 September ada 195 orang yang mendaftar. Lalu pada 20 September ada 195 orang juga yang mendaftar.
“Kita memang ada batasan kuota, hanya 25 orang per hari. Sebab harus menyesuaikan dengan jam layanan, ada pasien lain juga. Kita sesuaikan dengan kemampuan tenaga medis di sini,” kata Henny.
Layanan gratis pemeriksaan kesehatan kali ini difokuskan pada personal hygen penyakit-penyakit secara umum. Pekan lalu RSUD Kota Bandung juga memberikan layanan pemeriksaan gratis kesehatan gigi.
“Kita berikan rekomendasi kepada pasien karena kalau untuk penanganan, masih belum mumpuni. Lalu sekarang pelayanan kesehatan telinga. Kemudian nanti juga ada layanan KB gratis,” sebutnya.
Ia berharap, dengan adanya kegiatan ini, masyarakat bisa merasa diperhatikan oleh pemerintah. Terutama di Hari Jadi ke-213 Kota Bandung (HJKB), pihaknya ingin semakin meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
“Walaupun dengan pelayanan yang padat seperti ini, kami tetap berusaha untuk ikut memeriahkan HJKB dengan perhatian lebih kepada masyarakat,” harapnya.
“Kami juga berharap, RS ini bukan hanya dianggap sebagai tempat berobat, tapi juga mereka bisa berkonsultasi. Sehingga akan lebih efisien dan efektif dalam kita melakukan pengobatan terhadap pasien,” imbuh Henny.
Selain itu, Kepala Seksi Pelayanan Medik Rawat Jalan dan Rawat Inap, dr. Pia Nur A. Rahayu juga menuturkan, mulai dari tanggal 20 September akan berlangsung pula selama 3 hari pemasangan KB gratis, yakni jenis IUD dan implan.
“Sudah full kuota juga. IUD 4 orang per hari, implan 5 orang per hari. Memang ini cukup lama pemasangannya. Ini murni gratis, tidak ada biaya sama sekali,” tutur Pia.
Sebelumnya, RSUD telah membuat formulir secara daring melalui google form yang disebar ke media sosial. Setelah itu, 25 pasien pendaftar pertama akan dipanggil melalui WA untuk dilakukan pemeriksaan.
“Responnya sangat tinggi, dalam dua hari pun, kuotanya sudah melebihi dari kuota yang ditentukan. Seperti THT ini juga sudah melebihi batas kuota. Belum kami dapat layani semuanya. Mudah-mudahan ke depan kami bisa lebih siap lagi untuk tenaga kesehatannya,” ucapnya. *red