BANDUNG, journalbroadcast.co — Menyambut Hari Sumpah Pemuda, DPD LDII Kota Bandung menyelenggarakan Festival Generasi Islam yang diikuti 80 peserta dari tingkat SD dan SMP. Seleksinya telah dilakukan sejak Juni dan kini memasuki babak akhir.
Ketua DPD LDII Kota Bandung, Edi Sunandar menerangkan, kegiatan ini merupakan salah satu program dari Bagian Pendidikan Keagamaan DPD LDII Kota Bandung untuk meningkatkan peran generasi muda dalam bidang agama.
“Sekarang ini merupakan puncak acaranya. Seleksi sudah dari bulan Juni, sebanyak 1.000 peserta diseleksi. Sekarang yang berkompetisi ada 80 orang se-Kota Bandung,” ujar Edi di Masjid Sabilul Muttaqin, Sabtu 28 Oktober 2023.
Jenis lomba yang dikompetisikan antara lain lomba kaligrafi, tahfiz, tausyiah, dan azan.
Ia menjelaskan, latar belakang acara ini sebagai bentuk kepedulian dan respon LDII dalam menyikapi perkembangan teknologi dan informasi.
“Semua sudah bisa memengaruhi etika dan tata krama yamg terjadi di masyarakat. Perlu kita waspadai. Apalagi semakin merebaknya kerusakan moral salah satunya LGBT yang sangat memprihatinkan,” ungkapnya.
Terlebih, menurutnya, muatan agama di sekolah semakin minim. Sangat tidak sebanding dengan potensi kerusakan moral dan akhlak yang berkembang belakangan ini.
Sebagai lembaga dakwah, LDII merasa perlu membekali anak-anak generasi muda di Kota Bandung dengan ilmu keagamaan yang kuat.
“Hal ini dijelaskan Rasulullah dalam sebuah hadis: Tidaklah suatu zaman datang melainkan zaman setelahnya lebih buruk dari zaman sebelumnya,” terangnya.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna yang turut membuka acara Festival Generasi Islam menyampaikan, LDII telah menjadi mitra yang strategis untuk menghadirkan visi selaras dengan tujuan Kota Bandung.
“Dengan menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan, saya yakin masyarakat Kota Bandung bisa sama-sama membangun kehidupan agar lebih baik,” tutur Ema.
Apalagi, saat ini Kota Bandung sebanyak 70 persen merupakan usia produktif yang mayoritasnya dari generasi muda. Namun, ia mengakui jika salah satu persoalan besar di Kota Bandung adalah narkoba.
“Tidak kurang dari 25.000 orang yang sudah terjerat. Lalu kehidupan dari seks bebas. Belum lagi LGBT, jangan sampai merebak di Kota Bandung. Tahun ini kita akan melangkah menyusun sebuah langkah Raperda tentang LGBT. Mudah-mudahan bisa mendapatkan dukungan dari masyarakat,” ungkapnya.
Salah satu peserta, Nur Alena Putri yang berusia 9 tahun mengikuti kategori lomba tausyiah. Ia merupakan salah satu perwakilan dari Kecamatan Bandung Kulon.
“Persiapannya hafalin tausyiah, intonasinya juga diingat-ingat. Nanti akan bawakan tausiyah tentang jujur. Mudah-mudahan bisa tampilkan yang terbaik,” kata Alena. *Red