BANDUNG, journalbroadcast.co — Pameran dan Kompetisi Filateli bertaraf internasional, Five Nations Stamp Exhibition & Competition Indonesia 2025 digelar di Graha Pos Indonesia Bandung, 28 – 30 November 2025.
Acara ini merupakan ajang bergengsi yang diadakan setahun sekali di antara lima negara: Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Ketua IPEA, Teguh Wira Adi Kusuma, menjelaskan bahwa event ini merupakan kualifikasi nasional (secara filateli) untuk pameran yang lebih besar.
“Tujuan utama adalah untuk mempersiapkan koleksi-koleksi yang akan dipamerkan di pameran dunia atau Asia Pasifik,” ujarnya.
Sebagai tindak lanjut, pada akhir Agustus tahun depan, di tempat yang sama, akan diselenggarakan pameran yang melibatkan 32 negara dari Asia, Pasifik, Australia, Timur Tengah, dan Afrika Selatan.
Teguh Wira Adi Kusuma juga mengungkapkan, tahun ini juga diperkenalkan lomba vlog untuk pertama kalinya sebagai upaya promosi.
“Karena ada lomba vlog, mereka bisa men-share di tempat lain. Emang ini lomba vlog yang pertama yang kami bikin,” jelas Teguh.
Meskipun masih banyak ruang untuk perbaikan dalam kriteria lomba vlog, tujuannya adalah agar generasi muda lebih fokus pada kegiatan konstruktif dan mengurangi waktu yang terbuang untuk konten-konten negatif.
Terkait penerimaan delegasi internasional, Teguh menyatakan kepuasannya terhadap dukungan Pemerintah Kota Bandung.
“Semua delegasi sangat-sangat puas. Mereka senang dengan event-nya, khususnya di welcome reception. Mereka puas dengan makanannya, mereka puas dengan sambutan dari Pak Wali“.
Namun, melihat level acara yang akan meningkat menjadi 32 negara, IPEA berharap adanya dukungan yang lebih besar lagi.
“Kami sangat mengharapkan pemerintahan daerah sangat mendukung,” kata Teguh.
Selain pameran filateli internasional, acara ini dimeriahkan dengan berbagai lomba yang melibatkan pelajar, termasuk lomba mewarnai, menggambar, dan menulis surat.
Zulfa Salvia, pelajar dari SMKN 9 Bandung yang berpartisipasi dalam lomba menggambar, mengungkapkan kesan positifnya.
“Aku belajar ilmu baru tentang Franco (pos) dan tentang museum juga. Senang ketemu orang-orang yang ngejelasin tentang sejarah Franco dan bisa ngobrol sama orang-orang yang berjualan perangko,” akunya.
Senada dengan Zulfa, Raden Azhar dari SMAN 9 Bandung juga menyambut baik kegiatan ini.
Mereka berdua berharap acara ini bisa diselenggarakan kembali dan disebarluaskan agar lebih banyak partisipan yang datang. *red




















