CIDAUN, journalbroadcast.co — Sebuah toko yang berada di tepi Jalan Raya Cidaun, Cianjur. Toko berukuran kurang lebih empat kali lima meter persegi itu memiliki dua bagian. Bagian kiri menjual ATK dan peralatan sekolah, sedangkan di bagian kanannya menjual perhiasan emas.
Masih di toko yang sama, etalase setinggi dada orang dewasa berada di bagian kanan toko. Isinya berbagai jenis aksesoris wanita, mulai dari cincin, kalung sampai gelang anak hingga orang dewasa.
Begitulah penampakan sekilas toko milik Bunyamin (41) yang tak pernah sepi dari pembeli. Pria dengan tiga orang anak itu rupanya dikenal sebagai juragan emas di wilayah tersebut. Selain memiliki toko, Bunyamin juga memiliki usaha lain, yaitu penggilingan padi yang sudah berdiri sejak empat tahun lalu.
Aset tak bergerak milik Bunyamin dan istri pun cukup banyak, seperti kebun, sawah, rumah dan lahan kosong yang rencananya akan dijadikan ruko dalam beberapa waktu ke depan.
Kesuksesan Bunyamin dalam menjalankan bisnis tentu saja menjadi perhatian banyak orang. Namun, keberhasilan tersebut tidak dicapai dengan instan. Motivasi yang kuat untuk menjadi sukses mendorongnya untuk membuka usaha sendiri.
Tahun 2008 Bunyamin dan istri nekat mengajukan pinjaman modal usaha ke Bank BRI Unit Cidaun untuk membiayai usaha pertamanya. Dengan jaminan BPKB motor, Bunyamin mendapat pinjaman sebesar Rp3 juta.
Pria yang pernah bekerja sebagai pegawai toko emas itu, memulai bisnis kecil-kecilan dengan berjualan sendal dan tas sambil keliling kampung dari pagi hingga sore. Sekitar satu sampai dua tahun, Bunyamin melakoni usaha tersebut.
“Uang Rp3 juta itu saya pakai modal untuk berjualan sendal dan tas keliling kampung. Sambil menyicil kredit ke BRI, saya juga mengumpulkan modal untuk membangun toko,” ujar Bunyamin.
Kegigihannya dalam usaha berbuah manis. Pada 2009, Bunyamin berhasil merealisasikan impiannya untuk membangun toko Alat Tulis Kantor (ATK) dan peralatan sekolah di depan rumah. Seiring berjalannya waktu, usaha Bunyamin semakin berkembang dan dukungan Bank BRI kepadanya juga semakin besar.
Tahun 2018, Bunyamin mendapatkan pinjaman modal usaha lagi dari BRI untuk membuka toko emas di samping toko ATK miliknya. Berkat keuletannya, Bunyamin dan istri berhasil menjalankan bisnis jual beli emas yang kini menjadi pemasukan utama bagi keluarga.
Jadi Agen BRILink
Melihat keberhasilan Bunyamin menjalankan usaha, Bank BRI memberikan kepercayaan untuk mengucurkan pinjaman sebesar Rp500 juta selama dua periode cicilan.
Pinjaman yang menjadi dana segar tersebut dimanfaatkan Bunyamin untuk mengembangkan bisnis di lini lain. Salah satunya usaha penggilingan padi yang saat ini dijalankan saudaranya.
Tahun 2020 BRI menawarkan program BRILink yang langsung diterima oleh Bunyamin. Sejak saat itu, Bunyamin menjadi Agen BRILink untuk masyarakat di sekitar rumahnya dengan volume transaksi yang dilayani cukup besar.
Apalagi di masa awal saat program BRILink masih baru, dalam sehari Bunyamin bisa melayani volume transaksi sampai lebih dari Rp100 juta.
“Kalau sekarang kan Agen BRILink sudah banyak ya, jadi volume transaksi yang kami layani sudah tidak sebanyak dulu. Tapi ini juga masih jalan. Kadang-kadang sampai Rp20 juta sehari, lumayan lah,” ujar Bunyamin.
Manfaatkan Bantuan BRI
Istri Bunyamin, Herlina (41) menyampaikan, kesulitan bagi mereka dalam menjalankan usaha adalah mengumpulkan modal. Namun dengan memanfaatkan fasilitas pinjaman dari BRI, masalah tersebut dapat terpecahkan.
“Kalau harus mengumpulkan modal sendiri sampai ratusan juta kan sulit. Jadi mau tidak mau, agar bisa seperti sekarang kami harus memanfaatkan bantuan dari BRI,” ungkapnya.
Menurut perempuan yang akrab disapa Lina itu, fasilitas pinjaman BRI sangat membantu perekonomian keluarga. Berasaskan prinsip saling percaya, Lina dan Bunyamin pun tak khawatir untuk menjaminkan asetnya sebagai anggunan pinjaman.
Diungkapkan Lina, jika dulu jaminannya hanya BPKB, sekarang jaminannya sudah berupa sertifikat tanah dan rumah. Ia dan suami mengaku tidak ragu dan khawatir saat menjaminkan aset-asetnya untuk memperoleh pinjaman BRI, lantaran manfaat yang mereka terima pun besar.
“Proses pengajuan pinjaman ke BRI pun tidak sulit. Asalkan syarat-syaratnya sudah terpenuhi pasti bisa diproses dan sudah pasti akan cair. Uangnya bisa langsung kami pakai untuk usaha,” kata Lina.
Di sisi lain, Bunyamin dan Lina juga menyadari, kemudahan yang diberikan oleh BRI kepada mereka tidak boleh disia-siakan. Maka itu, mereka sangat berkomitmen untuk memenuhi semua kewajiban yang sudah diambil demi menjaga kepercayaan bank.
“Setiap bulan kami selalu mengutamakan untuk membayar cicilan BRI. Alhamdulillah sampai sekarang kami belum pernah menunggak,” ungkap Bunyamin yang berharap hubungannya dengan BRI dapat terus berjalan mulus.
Nasabah Unggulan
Kepala BRI Unit Cidaun Indera Pratama mengatakan, di unitnya ada 26 nasabah yang menerima pinjaman Kupedes di atas Rp200 juta. Namun hanya ada dua nasabah yang mendapatkan pinjaman dengan plafon Rp500 juta, salah satunya Bunyamin.
Saat mengucurkan pinjaman tersebut, BRI tentu tidak sembarangan dalam memilih orang. Ada kriteria khusus yang harus dipenuhi oleh nasabah untuk memperoleh pinjaman setengah miliar tersebut.
Di antaranya, KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang diambil nasabah sudah lunas, pinjaman terakhir merupakan pinjaman non musiman dan non restruck, nasabah sudah meminjam dua kali, serta kolektabilitas nasabah selama enam bulan terakhir lancar.
“Pa Bunyamin ini sudah yang kedua kalinya mendapatkan pinjaman Rp500 juta,” ungkap Indera sambil menyebutkan bahwa Bunyamin menjadi prestasi tersendiri yang dapat dibanggakan oleh Unit BRI Cidaun karena memiliki nasabah unggulan. *red