BANDUNG, journalbroadcast.co — Dalam upaya memperkuat kontribusinya terhadap pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) BRI Peduli, kembali meluncurkan inisiatif sosial bertajuk “Yok Kita GAS (Gerakan Kelola Sampah)”. Tahun ini, Kota Bandung menjadi titik fokus utama pelaksanaan program, dengan dua lokasi strategis yang menerima manfaat: Pasar Kosambi dan Bank Sampah KB Soka.
Program “Yok Kita GAS” merupakan bentuk komitmen BRI dalam mendukung gerakan nasional Indonesia Bersih Sampah 2025 sebagaimana tercantum dalam Perpres No. 97 Tahun 2017, sekaligus bagian dari implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 11, 12, dan 13.
Bantuan Sarana dan Pelatihan Diberikan Langsung ke Komunitas Bekerjasama dengan SocialImpact.ID sebagai mitra pelaksana, BRI Peduli telah menyalurkan berbagai bantuan sarana dan prasarana penunjang operasional pengelolaan sampah.
Di Pasar Kosambi, BRI memberikan bantuan berupa alat pencacah sampah organik, drum komposter, serta perlengkapan bank sampah untuk mendukung pengolahan sekitar 3,5 ton sampah harian. Tujuannya adalah membantu pedagang dan pengelola pasar dalam menerapkan sistem pemilahan dan pengolahan sampah yang lebih ramah lingkungan.
Sementara itu, di Bank Sampah KB Soka, bantuan mencakup kendaraan triseda angkut sampah, peralatan operasional, hingga digitalisasi sistem pencatatan. Selain itu, masyarakat juga diberikan pelatihan untuk mengolah limbah menjadi produk bernilai ekonomi, seperti sabun aromaterapi dari minyak jelantah.
Dorong Kesadaran dan Peluang Usaha Baru
RCEO BRI Region 9 Bandung, Sadmiadi, menegaskan bahwa program ini tidak hanya menitikberatkan pada penyediaan alat, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat.
“Melalui Program Yok Kita GAS, kami ingin mendorong munculnya kesadaran, keterampilan, dan peluang usaha baru dari pengelolaan sampah. Ini adalah langkah nyata dalam menciptakan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berkelanjutan,” ujar Sadmiadi.
Keberhasilan program ini sangat bergantung pada sinergi antara berbagai pihak: pengelola pasar, komunitas, masyarakat lokal, pemerintah daerah, dinas terkait, dan mitra pelaksana. Diharapkan, model ini dapat direplikasi di kota lain sebagai solusi pengelolaan sampah yang efektif dan inklusif. ***