BANDUNG, journalbroadcast.co — Tepat pada 20 Desember 2023, masyarakat dari berbagai elemen memperingati Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) di Kantor Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung.
Dalam kesempatan tersebut, Pj Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono menyampaikan, sebagai makhluk sosial, masyarakat perlu berkolaborasi untuk mempercepat pembangunan di Kota Bandung.
“Kolaborasi adalah kata yang sangat indah. Esensi semangat gotong royong dan kesatuan persatuan adalah sebuah keniscayaan yang harus kita laksanakan dan jalankan,” ujar Bambang.
Oleh karena itu, untuk mengurai permasalahan sosial di Kota Bandung, Dinsos menggait beragam stakeholder untuk berkolaborasi, salah satunya dengan lembaga kesejahteraan sosial (LKS).
“Kita juga sudah berkolaborasi dengan beberapa LKS. Bantuannya juga sudah diberikan kepada para penyandang. Bahkan ada juga pemberian stimulus untuk melakukan kegiatan usaha bagi masyarakat yang masuk kategori miskin,” jelasnya.
Ia menyebutkan, Kota Bandung dengan jumlah penduduk mencapai 2,56 juta jiwa masih memiliki angka kemiskinan yang cukup tinggi. Maka dari itu perlu saling bahu membahu untuk menurunkan angka kemiskinan dan mengakselerasi pembangunan.
“10 hari ke depan kita akan berganti tahun. Tentunya tahun 2024 harus lebih baik dibandingkan 2023. Terlebih pada Februari 2024 ada pesta politik yang luar biasa,” ucapnya.
“Saya mengimbau kepada masyarakat Kota Bandung, mari kita jaga perdamaian dan kondusifitas agar Kota Bandung menjadi kota yang unggul dan nyaman untuk kita semua,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinsos Kota Bandung, Sony Bakhtiyar menuturkan, dalam peringatan HKSN terdapat beberapa rangkaian kegiatan, salah satunya penilaian penyelenggaraan kesejahteraan sosial di 30 kecamatan.
“Dari penilaian tersebut, kita menghasilkan 10 kecamatan terbaik di tahun 2023. Di antaranya juara 1 Kecamatan Cibiru. Lalu disusul Sumur Bandung, Astanaanyar, Buahbatu, Bojongloa Kidul, Gedebage, Bandung Kulon, Cicendo, Rancasari, dan Cibeunying Kaler,” papar Sony.
Selain itu, ada pula bantuan yang diberikan hasil dari potensi sumber yayasan filantropi atau LKS sejumlah ada Rp532 juta dalam bentuk alat bantu kaki palsu, tangan palsu, tongkat, kursi roda, dan gerobak untuk para pedagang yang bekerja di sektor informal.
“Semoga bisa menggraduasi mereka keluar dari data DTKS. Kota Bandung juga telah bekerja sama dengan 107 LKS untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan,” jelasnya.
Sony mengaku, Kota Bandung memiliki potensi LKS sebanyak 300 LKS. Rata-rata potensi sumber keuangan masing-masing LKS adalah Rp5 miliar. Secara total, potensi yang bisa disalurkan sebanyak Rp1,5 triliun.
“Ini merupakan pembiayaan non APBD yang terus kita galakkan dan gali. 107 LKS sudah perjanjian kerja sama. Total potensinya bisa mencapai Rp536 miliar,” ungkapnya.
Ia berharap melalui kolaborasi dengan berbagai stakeholder, pemerintah bisa segera mengentaskan kemiskinan yang ada di Kota Bandung. *red