• JOURNAL REGIONAL
  • JOURNAL PARLEMEN
  • JOURNAL PEMERINTAHAN
  • JOURNAL EKBIS
  • JOURNAL TNI/POLRI
  • JOURNAL PERISTIWA
  • JOURNAL RAGAM
    • JOURNAL PENDIDIKAN
    • JOURNAL INFOTAINMENT
    • JOURNAL KESEHATAN
    • JOURNAL OLAHRAGA
  • JOURNAL REGIONAL
  • JOURNAL PARLEMEN
  • JOURNAL PEMERINTAHAN
  • JOURNAL EKBIS
  • JOURNAL TNI/POLRI
  • JOURNAL PERISTIWA
  • JOURNAL RAGAM
    • JOURNAL PENDIDIKAN
    • JOURNAL INFOTAINMENT
    • JOURNAL KESEHATAN
    • JOURNAL OLAHRAGA
No Result
View All Result
  • JOURNAL REGIONAL
  • JOURNAL PARLEMEN
  • JOURNAL PEMERINTAHAN
  • JOURNAL EKBIS
  • JOURNAL TNI/POLRI
  • JOURNAL PERISTIWA
  • JOURNAL RAGAM
    • JOURNAL PENDIDIKAN
    • JOURNAL INFOTAINMENT
    • JOURNAL KESEHATAN
    • JOURNAL OLAHRAGA
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home JOURNAL REGIONAL

Kampoeng Radjoet Binong Jati Mengalami Kenaikan Penjualan di Bulan Ramadan ini

Admin 002 by Admin 002
5 April 2022
in JOURNAL REGIONAL
0
Kampoeng Radjoet Binong Jati Mengalami Kenaikan Penjualan di Bulan Ramadan ini
Share on FacebookShare on Twitter

Bandung, JB — Mulai dari ciput, kerudung, konektor masker, sweater, cardigan, rok, sampai kaus kaki sudah menjadi produk industri kreatif rajut.

Pakaian rajut yang dulunya identik dengan orang sakit, lanjut usia, atau hanya dipakai di musim dingin, sekarang telah beralih menjadi tren pakaian keseharian.

BacaJuga

Momen Bersejarah, Pelantikan Serentak Kepala Daerah Pertama Kali di Indonesia

Momen Bersejarah, Pelantikan Serentak Kepala Daerah Pertama Kali di Indonesia

20 Februari 2025
0
Asep Gufron: Covid-19 di Kota Bandung Terkendali

Asep Gufron: Covid-19 di Kota Bandung Terkendali

9 Mei 2022
0
Sosialisasi Empat Pilar, Hoerudin Tekankan Pentingnya Nilai Kebudayaan Nusantara

Sosialisasi Empat Pilar, Hoerudin Tekankan Pentingnya Nilai Kebudayaan Nusantara

8 Desember 2025
0

Pemkot Bandung Bekerja Sama dengan Berbagai Pihak untuk Kelola Sampah dengan Teknologi Incinerator, Yana: Persoalan Sampah Masalah Bersama

25 November 2021
0

Melihat peluang ini, para perajut di Kampoeng Radjoet Binong Jati Bandung pun membuat produk mereka menjadi lebih variatif. Perlahan tapi pasti, mereka mulai bertumbuh. Namun, di awal pandemi menyerang, Kampoeng Radjoet sempat goyah.

Koordinator Kampoeng Radjoet, Eka Rahmat Jaya membagikan kisah para perajut Binong Jati yang bangkit dari keterpurukan ekonomi.

Ditemui di rumah produksinya, Eka menceritakan bagaimana perjuangan para perajut di tengah pandemi Covid-19.

Sebagai generasi ketiga yang mewarisi usaha rajut, Eka menyampaikan, sejak tahun 1970-an tempat ini bernama Sentra Rajut.

Namun, rebranding jadi Kampoeng Radjoet pada tahun 2014. Terhitung ada 400 perajut yang bertahan hidup di sini. Saat itu, satu perajut memiliki 10-20 karyawan. Jadi, ada sekitar 4.000 tenaga kerja yang diserap.

“Perkembangan rajut di masa pandemi memang awal sempat turun. Apalagi ada transformasi digitalisasi ya sejak pandemi, itu terasa banget. Banyak yang kesulitan juga untuk menyesuaikan, terutama dari kalangan yang sudah senior-senior seangkatan bapak saya,” ujar Eka.

Dulu, para perajut berjualan kaki lima atau dengan menitipkan melalui jejaring mereka di Pasar Baru dan Tanah Abang. Namun, kini pilihannya hanya ada dua, terus bergerak dan berubah menyesuaikan zaman, atau tetap bertahan dengan cara lama, tapi berujung gulung tikar.

“Pas pandemi melonjak, pasar-pasar ini kan pada tutup ya. Kita harus putar otak, akhirnya dicobalah beralih ke digital. Memang sulit, tapi lama-lama jadi bisa baca polanya, yang penting main di konten dan branding,” akunya.

“Dari jualan online, usaha saya sendiri saja semasa pandemi minimal Rp1 miliar per bulan. Kalau Kampoeng Radjoet ini bisa lebih berkali lipat karena kita upload juga lewat marketplace,” imbuh Eka.

Bahkan, Eka mengaku, jika dibandingkan dengan sentra usaha lainnya, Kampoeng Radjoet malah kebanjiran pesanan di masa pandemi. Apalagi sekarang pakaian rajut sudah menjadi fesyen sehari-hari.

Di Ramadan ini, Kampoeng Radjoet Binong Jati juga mengalami kenaikan penjualan. Sejak terjun ke dunia digital, dalam satu tahun trafficnya bisa tiga kali mengalami kenaikan.

Dulu, 90 persen pemasukan dari offline, 10 persen dari online. Namun, kini sebaliknya, online menjadi ceruk utama mesin-mesin di Kampoeng Radjoet tetap hidup.

“Terutama di Ramadan ya, itu pasti. Khususnya di pakaian kasual dan hijab yang biasanya pembeliannya naik. Para reseller saya dari TKI dan TKW di Singapura dan Malaysia juga sering minta tambah stok. Kita juga sempat ekspor 50.000 lusin kupluk ke Amerika,” paparnya.

Meski sempat merasakan angin segar, Eka mengatakan, akhir-akhir ini para perajut dihadapkan dengan harga bahan baku benang acrylic wool yang semakin mahal.

“Ya ini dampak dari demand atau permintaannya fesyen rajut naik juga. Jadi, bahan bakunya pun naik,” ungkapnya.

Agar tetap bertahan tanpa menjatuhkan harga produk, Eka mengatakan pentingnya branding dan konten media sosial. Para perajut juga harus rajin mencari tren yang sedang ramai di media sosial.

Namun, Eka mengakui, jika masih terjadi kesenjangan pengetahuan dan keahlian untuk terjun ke dunia digital. Maka dari itu, ia melakukan kerja sama dengan beberapa kampus di Kota Bandung untuk mengajak mahasiswa magang lewat program ‘Sekolah Rajut’.

Beberapa kampus yang ia ajak kerja sama antara lain Unpar, Unpad, Unpas, Telkom University, Unibi, Politeknik Ganesha, dan kampus lain yang memiliki fakultas tekstil seperti ITB dan STT Tekstil.

“Anak muda itu keren-keren idenya. Mereka juga melek teknologi, beda lah dengan generasi kami. Saya ingin anak muda senang dan mau bantu kembangkan rajut Binong Jati,” katanya.

“Saya kerja sama dengan kampus-kampus untuk belajar bareng digital marketing. Mereka bikin konten dan brandingnya, kita sediakan produknya,” imbuh Eka.

Tak hanya dengan akademisi, Eka juga menggait komunitas untuk meluaskan informasi tentang Kampoeng Radjoet di ranah digital. Sebab baginya, kebiasaan masyarakat sekarang sudah bergeser pula ke arah digital. Semua informasi bisa diperoleh dari Google, Instagram, Tiktok, dan Youtube.

Bukan hanya dari strategi marketing yang mengarah ke digitalisasi, Eka berpendapat, produksi pun harus mulai berkembang menggunakan teknologi berbasis computerized. Sampai saat ini, para pengrajut masih menggunakan mesin yang dijalankan secara manual.

“Sehari itu bisa jadi satu lusin kalau pakai mesin manual. Kalau kita pakai computerized bisa tiga kali lipatnya atau lebih. Tapi tentu SDM-nya harus diupgrade juga. Harus tahu cara mengoperasikan mesin komputer ini,” tuturnya di sela-sela suara mesin rajut yang terdengar jelas dari ruang produksi.

Eka berharap, dengan terdigitalisasi semua kegiatan produksi di Kampoeng Radjoet kedepannya, bisa semakin meramaikan desa Binong Jati. Sehingga semakin banyak pula orang yang datang berwisata dan membeli produk mereka.

“Kalau rajut terus rame, kampung ini juga akan terus keangkat, yang tadinya UMKM itu usaha kecil menengah, jadi usaha kecil milyaran mudah-mudahan ya,” harapnya.

Di sini, semua hasil produk para perajut disentralisasi pada satu toko bernama Galeri Kampoeng Radjoet. Toko ini dikelola oleh Eka dan timnya, beserta beberapa mahasiswa magang. Salah satunya Dani, mahasiswa semester 6 Jurusan Administrasi Bisnis Unpar.

Selama empat bulan mereka akan membantu memasarkan produk-produk Kampoeng Radjoet melalui media sosial dan marketplace.

Dani mengaku, selama sebulan mengoptimasi media sosial, pengikut Instagram Kampoeng Radjoet mengalami kenaikan lebih dari 1.000 orang.

Hal ini juga berdampak pada penjualan mereka di marketplace. Dalam sehari, mereka bahkan bisa menjual 1.000 pakaian per hari dengan kisaran harga Rp40.000-Rp150.000.

“Para reseller juga suka minta tambah stok sampai 2.000-5.000 item per bulan. Kang Eka juga kasih kami target, sebulan 10.000 item terjual. Ya alhamdulillah mendekati target, kita bisa 5.000-7.000 item per bulan,” kata Dani.

Setelah hampir dua bulan magang di Kampoeng Radjoet, Dani semakin tertarik membantu para perajut untuk lebih melek teknologi dan mengembangkan Binong Jati menjadi desa wisata.

“Ini sebenarnya sudah jadi desa wisata ya. Tapi, memang kita harus terus ajak masyarakat untuk mau membuka diri dan mengembangkan pemikirannya. Supaya desa ini menjadi desa wisata yang lebih layak,” tutur Dani. ***

Previous Post

Wadan Satgas Citarum Harum Bidang Ekosistem, Tengah Melakukan Pendekatan Ekonomi, Sosial, dan Teknologi.

Next Post

Acara Terkeren Temani Waktu Berbuka Puasa “Damar Ramadan”

Admin 002

Admin 002

Related Posts

Ramdhan: Ahli Waris Elas Emoh Berharap Pertemuan Kembali Dengan Pihak RS Al Islam
JOURNAL REGIONAL

Ramdhan: Ahli Waris Elas Emoh Berharap Pertemuan Kembali Dengan Pihak RS Al Islam

26 Desember 2025
0
Relawan Rumah Zakat Bandung Gelar Indonesia Mendongeng #12: Tanamkan Kepedulian untuk Palestina dan Sumatera
JOURNAL REGIONAL

Relawan Rumah Zakat Bandung Gelar Indonesia Mendongeng #12: Tanamkan Kepedulian untuk Palestina dan Sumatera

25 Desember 2025
0
Sosialisasi Empat Pilar di Tasikmalaya, Hoerudin Amin Ingatkan Bahaya Lunturnya Komitmen Kebangsaan
JOURNAL REGIONAL

Sosialisasi Empat Pilar di Tasikmalaya, Hoerudin Amin Ingatkan Bahaya Lunturnya Komitmen Kebangsaan

24 Desember 2025
0
BRI dan Insan BRILian Bandung Hadirkan Bantuan Rp155 Juta bagi Warga Terdampak Bencana
JOURNAL REGIONAL

BRI dan Insan BRILian Bandung Hadirkan Bantuan Rp155 Juta bagi Warga Terdampak Bencana

24 Desember 2025
0
Baznas Jabar Ungkap Potensi Zakat Setara APBD, Realisasi Masih Minim
JOURNAL REGIONAL

Baznas Jabar Ungkap Potensi Zakat Setara APBD, Realisasi Masih Minim

23 Desember 2025
0
Fikom Unpad Hadirkan Bandung Communication Run 2025, ini Jadwal dan Cara Daftarnya
JOURNAL REGIONAL

Fikom Unpad Hadirkan Bandung Communication Run 2025, ini Jadwal dan Cara Daftarnya

23 Desember 2025
0
Puncak HUT BRI ke-130 di Bandung, BRI Region 9 Perkuat Kepedulian Sosial dan Lingkungan
JOURNAL REGIONAL

Puncak HUT BRI ke-130 di Bandung, BRI Region 9 Perkuat Kepedulian Sosial dan Lingkungan

22 Desember 2025
0
Perkuat Internasionalisasi, Universitas Sangga Buana Jalin Kerja Sama Akademik di Thailand
JOURNAL PENDIDIKAN

Perkuat Internasionalisasi, Universitas Sangga Buana Jalin Kerja Sama Akademik di Thailand

22 Desember 2025
0
Universitas Sangga Buana Jajaki Kerja Sama Internasional dengan Perusahaan Konstruksi Jepang
JOURNAL REGIONAL

Universitas Sangga Buana Jajaki Kerja Sama Internasional dengan Perusahaan Konstruksi Jepang

19 Desember 2025
0
Next Post
Acara Terkeren Temani Waktu Berbuka Puasa “Damar Ramadan”

Acara Terkeren Temani Waktu Berbuka Puasa “Damar Ramadan”

Alhamdulillah, PPKM Kota Bandung Turun Menjadi Level 2

Alhamdulillah, PPKM Kota Bandung Turun Menjadi Level 2

Kebakaran RSUD Bandung Kiwari, Sekda: Evakuasi Berjalan Lancar dan Tak Ada Korban Jiwa

Kebakaran RSUD Bandung Kiwari, Sekda: Evakuasi Berjalan Lancar dan Tak Ada Korban Jiwa

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Seedbacklink
Journalbroadcast.co

© 2024 Journalbroadcast.co

The best sites to buy Instagram followers in 2024 are easily Smmsav.com and Followersav.com. Betcasinoscript.com is Best sites Buy certified Online Casino Script. buy instagram followers buy instagram followers Online Casino

Navigate Site

  • Email
  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber

Follow Us

No Result
View All Result
  • JOURNAL REGIONAL
  • JOURNAL PARLEMEN
  • JOURNAL PEMERINTAHAN
  • JOURNAL EKBIS
  • JOURNAL TNI/POLRI
  • JOURNAL PERISTIWA
  • JOURNAL RAGAM
    • JOURNAL PENDIDIKAN
    • JOURNAL INFOTAINMENT
    • JOURNAL KESEHATAN
    • JOURNAL OLAHRAGA

© 2024 Journalbroadcast.co