Surakarta, JB — Ratusan peserta perwakilan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) menggelar Musyawarah Nasional (Munas) ke-19 pada tanggal 25-27 November 2022 dengan tema yang diangkat pada Munas kali ini adalah “Seorang Junzi Mengutamakan Kepentingan Umum bukan Kelompok”. Peserta berasal dari perwakilan Makin-Makin , Wadah wadah Umat Khonghucu, Rumah-rumah ibadat Khonghucu dan Matakin Matakin di seluruh Indonesia. Bahkan turut hadir, perwakilan Makin yang berasal dari pulau terluar Indonesia, yakni pulau Natuna, bertempat di Hotel Novotel Surakarta, Jawa Tengah. Sabtu (26/11/2022) Siang.
Munas Matakin dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Acara dimulai pada pukul 15.00 dihadiri kurang lebih 400 orang. Pada kesempatan tersebut wakil walikota Surakarta, Teguh Prakosa menerima 30 ton pupuk dan 1.250 bibit tanaman yang diberikan oleh ketua Makin Solo, Henry Susanto yang merupakan ketua panitia Munas Matakin ke-19.
Ada pun sejarah lahirnya Matakin diawali dengan berdirinya Tiong Hoa Hwee Kwan (Zhong Hua Hui Guan) dengan Presiden pertama Phoa Keng Hek (Pan Jing He) dan Sekretarisnya Tan Kim San (Chen Qin Shan).
Perkembangan Tiong Hoa Hwee Kwan ternyata lebih cenderung hanya menggeluti masalah pendidikan umum. Hal-hal yang berkait dengan masalah keagamaan, yang mula-mula dicantumkan dalam anggaran dasarnya, tidak mendapat banyak perhatian.
Karena itu, seksi keagamaan dalam tubuh Tiong Hoa Hwee Kwan berkembang dan memisahkan diri, selanjutnya mendirikan lembaga agama yang diberi nama Khong Kauw Hwee (Kong Jiao Hui).
Kong Kauw Hwee-Khong Kauw Hwee di berbagai daerah kemudian sepakat untuk menyelenggarakan kongres pada tanggal 12 April tahun 1923 di Yogyakarta dan dibentuk Khong Kauw Tjong Hwee (Kong Jiao Zong Hui / Majelis Pusat Agama Khonghucu) dengan Ketua 21. Poey Kok Gwan (Fang Guo Yuan). Ini merupakan cikal bakal terbentuknya Matakin yang bertahan hingga saat ini.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut wakil rektor Universitas Pancasila, Bhante Sri Pannavaro Mahathera, tokoh agama dan tokoh masyarakat .
Dan salah satu Umat konghucu Ocdy Susanto berharap dengan adanya Munas ini dapat memberi masukan kepada pemerintah untuk dapat membawa Perubahan Ekonomi menjadi lebih baik. Harga Normal kembali. Terciptanya peluang Lapangan pekerjaan yang besar untuk mengurangi tingkat pengangguran yang cukup tinggi, Distabilitas Keamanan dan hukum berjalan dengan baik untuk mewujudkan kesejahteraan Masyarakat
” Keanekaragaman persatuan umat beragama harus di pertahankan indahnya kebersamaan di Munas ini memcerminkan Bhineka tunggal ” Imbuh Ocdy Susanto.. ***