Bewarajabar.com – Adanya varian baru dari virus Covid-19 telah membuat berbagai kalangan gencar lagi. Seperti pemerintah yang menyiapkan kebijakan dalam menekan penularan kembali.
Gejala yang terjadi pada varian Omicron diketahui seperti layaknya flu biasa. Namun dilansir dari detik.com, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan agar negara-negara tidak menyamakan varian Omicron layaknya flu biasa.
Belum ada bukti pasti yang menunjukkan Omicron tidak menyebabkan gejala parah.
“Kita masih memiliki sejumlah besar ketidakpastian dan virus yang berkembang cukup cepat, menimbulkan tantangan baru. Kami tentu tidak pada titik di mana kami dapat menyebutnya (COVID-19) endemik,” kata petugas darurat senior WHO Eropa, Catherine Smallwood, dalam konferensi pers Reuters, dikutip dari detik.com, Rabu 12 Januari 2022.
Hal ini ia sampaikan menyusul komentar Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez yang mengatakan akan mengubah cara melacak evolusi Covid-19 dengan menggunakan metode yang mirip dengan cara mengikuti flu, karena tingkat kematiannya telah turun.
Itu berarti memperlakukan virus sebagai “penyakit endemik”, bukan pandemi.Di beberapa negara dengan tingkat penularan Omicron yang tinggi seperti Inggris dan Amerika Serikat, banyak ahli yang melaporkan gejalanya memang cenderung lebih ringan pada yang sudah divaksinasi.
Tapi mereka yang tidak vaksin dan merupakan kelompok rentan mengalami gejala parah dan banyak yang harus dirawat di rumah sakit.
Sementara itu di Eropa sendiri ada 7 juta kasus baru dilaporkan pada minggu pertama tahun 2022, lebih dari dua kali lipat selama periode dua minggu sebelumnya.
“Ini mungkin menjadi endemik pada waktunya, tetapi menetapkannya pada 2022 agak sulit pada tahap ini,” beber Catherine Smallwood selaku petugas senior WHO Eropa.