Bandung, JB — Untuk melayani secara maksimal kebutuhan imunisasi anak usia 5-59 bulan, seluruh puskesmas di Kota Bandung secara serentak melakukan pelayanan door to door. Salah satunya UPT Puskesmas Neglasari, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kamis, 29 September 2022.
Sebayak tiga tim yang terdiri dari sembilan orang tersebar ke beberapa titik lokasi. Kali ini lokasi yang menjadi fokusnya adalah Kelurahan Sukaluyu. “Hari ini kegiatan door to door dilakukan di Sukaluyu RW 02, 04, 05, 09, 10, dan 11,” ujar Kepala UPT Puskesmas Neglasari, drg. Laksmi Dewi A.
Dewi menjelaskan, UPT Puskesmas Neglasari melayani kesehatan untuk tiga kelurahan di Cibeunying Kaler, antara lain Sukaluyu, Neglasari, dan Cihaurgeulis. Berdasarkan data aktif yang dimiliki Puskesmas Neglasari, capaian vaksin Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di Kelurahan Neglasari telah tercapai 81 persen.
“Lebih dari 1.000 anak menjadi sasaran vaksin dalam program BIAN di Neglasari. Alhamdulillah sudah 81 persen. Hari ini kita fokuskan menyisir Kelurahan Sukaluyu secara door to door,” ucapnya.
Ia menjelaskan, sebelum kegiatan, ibu-ibu kader di tiap RW juga membantu para tenaga kesehatan (nakes) untuk memberikan data terbaru. Sehingga bisa lebih memudahkan proses vaksin dari rumah ke rumah. Dewi mengakui risiko Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) rentan terjadi. Namun, pihaknya tetap menjalankan sesuai dengan SOP yang ada. “Dengan door to door, kita juga sekaligus bisa verifikasi data lapangan secara real karena ternyata ditemukan perbedaan juga,” ungkapnya.
Menurutnya, salah satu kendala Kota Bandung itu banyaknya jumlah pendatang. Saat dicek ulang, ternyata sudah tidak tinggal di sana. “Ada juga yang rumahnya di kecamatan lain, tapi senangnya timbang dan periksa di puskesmas kami,” jelasnya.
Kendala lain pun datang dari pihak orang tua anak. Beberapa ada yang menolak untuk mengimunisasi anaknya karena berbagai faktor.
Seperti keyakinan dalam agama, anaknya sakit, atau ada yang berprinsip jika anak sudah membawa kekebalan sendiri sejak lahir. “Padahal, imunisasi itu gunanya untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak. Sebab, imun alami yang dimiliki anak lambat laun akan semakin berkurang seiring berjalannya waktu,” paparnya.
Meski vaksin BIAN dilakukan secara terjun langsung, Dewi dan timnya terus memantau keluhan KIPI sekecil apapun yang dialami anak-anak.”Demam pun meski sedikit harus tetap kita pantau. Alhamdulillah kita tidak menemukan KIPI berarti sejauh ini,” sebutnya.
Selain melayani secara door to door, Kecamatan Cibeunying Kaler juga melayani vaksin BIAN di Puskesmas Neglasari mulai dari pukul 11.00-12.00 WIB. “Pagi kita pelayanan umum dulu sampai pukul 11.00 WIB. Setelah itu kita optimalkan di BIAN. Kita coba maksimalkan seperti ini,” ujarnya.
Di hari terakhir BIAN esok, rencananya tim Puskesmas Neglasari akan mengoptimalkan vaksinasi di Kelurahan Cihaurgeulis RW 01, 03, 06. Lalu RW 07 sampai 12. “Tinggal 78 orang yang belum vaksin di sini. Ya kita sisir sedikit demi sedikit. Semoga bisa terjangkau semuanya ya,” harapnya.
Saat melakukan pelayanan langsung ke RW 02 Sukaluyu, terdengar jeritan tangis salah satu anak perempuan dari kejauhan, namanya Khadijah. “Kaget mungkin ya, ini bu dokter datang rombongan. Tapi, tidak apa-apa. Nanti kalau dikasih plester, dia biasanya langsung merasa tenang,” ujar Andri Suryana, ayah dari Khadijah. Sejak bayi hingga kini berusia 4 tahun, Khadijah rutin melakukan vaksinasi. Bagi Andri, ia sangat terbantu dengan adanya informasi dari rekan-rekan nakes mengenai program BIAN.
“Info-info hoaks tentang vaksin ini jadi lebih jelas lewat teman-teman nakes. Vaksin ini kan demi kebaikan masyarakatnya juga ya. Jadi, tidak apa-apa anak divaksin, biar sehat,” tuturnya.
Beberapa imunisasi yang akan diterima anak di antaranya, imunisasi campak rubella, oral polio vaksin, injeksi polio vaksin, dan imunisasi pentavalen terdiri dari DPT-hemofilus influenza B, dan hepatitis B. Namun, vaksin yang paling diutamakan adalah imunisasi campak rubella tanpa memandang status imunisasi sebelumnya dari anak. *red