BANDUNG, journalbroadcast.co — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menargetkan angka prevalensi stunting pada tahun 2024 sebanyak 14 persen. Hal itu disampaikan Penjabat Wali Kota Bandung dalam kegiatan Pengukuran dan Publikasi data Stunting, Kamis (16/11/2023).
Adapun pada 2023, Pemkot Bandung mengejar target prevalensi stunting sebesar 17 persen.
Bambang menyebut ada empat poin yang perlu sama-sama diperhatikan sebagai subjek penguatan penanganan stunting, antara lain edukasi remaja/putri, edukasi ibu hamil, edukasi calon pengantin, serta edukasi ibu melahirkan.
“Ini merupakan bentuk keseriusan Pemkot Bandung dalam upaya penurunan angka stunting,” ujar Bambang.
Selain itu, Bambang juga berpesan kepada organisasi perangkat daerah yang beririsan dengan tujuan penurunan angka stunting agar meningkatkan kolaborasi.
Menurut Bambang, penanganan stunting di Kota Bandung harus berbasis kolaborasi.
“Berbagai dinas, satgas, kader-kader di Posyandu harus saling berkolaborasi. Selain itu Pemkot Bandung sudah punya sistem yang sudah bagus. Jadi, ayo kita maksimalkan potensi yang ada ini,” ujarnya.
Menurutnya, target penurunan angka stunting ini sejalan dengan upaya pemerintah menghadirkan generasi hebat di era Indonesia Emas 2045.
“Target nasional 2045 harus kita persiapkan generasi berikutnya untuk pembangunan. Tidak boleh ada stunting baru, terutama di Kota Bandung,” pesannya.
Sebagai informasi, angka prevalensi stunting di Kota Bandung terus mengalami penurunan. Pada 2020, angka stunting di Kota Bandung berada di 28,12 persen.
Selanjutnya pada 2021, angka stunting di Kota Bandung berada di 26,4 persen. Sedangkan pada 2022, angka stunting Kota Bandung berada di 19,4 persen. *red