Bandung, JB — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perumda Pasar Juara mengajak sektor swasta untuk berkolaborasi merevitalisasi dan merehabilitasi pasar tradisional di Kota Bandung. Hal itu sebagai bentuk upaya mewujudkan visi Bandung Nyaman.
“Dengan kondisi yang ada sekarang, pasar-pasar sangat terbatas fasilitasnya. Atas arahan pak wali, kami memberikan kesempatan supaya iklim investasi maningkat dengan memberikan kesempatan kepada swasta dan mitra untuk investasi revitalisasi dan rehabilitasi pasar dengan kerja sama BOT,” kata Direktur Utama Perumda Pasar Juara, R Herry Hermawan pada Bandung Menjawab, Rabu (07/09/2022).
Herry mengatakan, saat ini jumlah Pasar di kota Bandung ada 37 pasar. Sebanyak 8 pasar di antarabya dikelola swasta. “Pasar ini sebagian besar dibangun sejak lama dan telah direvitalisasi pada tahun 2005-2006. Saat ini pasar yang sudah dikerjasamakan akan habis masa kerja samanya,” ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini, revitalisasi pasar yang dibuka untuk kolaborasi dengan sektor swasta ada di 4 pasar yaitu, pasar Cihaurgeulis, Cijerah, Sadang Serang dan Geger kalong. “Saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang melakukan studi kelayakan usaha sebelum masuk ke dalam draft kerja sama. Untuk mengelola, pihak swasta harus melakukan revitalisasi dahulu,” ujarnya.
“Diajaknya sektor swasta untuk merevitalisasi pasar karena ada keterbatasan modal penyertaan dari pemerintah. Maka kita ajak sektor swasta untuk bersama berkontribusi,” imbuhnya.
Ia mengaku, revitalisasi ini bertujuan untuk meningkatkan fasilitas di pasar tradisional. Ia juga mensyaratkan bagi sektor swasta yang ingin berkolaborasi untuk menyiapkan internet gratis dalam upaya digitalisasi pasar tradisional.
“Dengan adanya revitalisasi ini maka fasilitas semakin baik. Para pedagang mereka akan lebih nyaman, dan mereka harus menyediakan internet gratis untuk merespon digitalisasi,” tutur Herry.
Pemerintah, katanya, ingin mendigitalisasi pasar, penyediaan data pedagang dan komoditi dimana dengan perkembangan teknologi diakses sistem informasi manajemen pasar. “Seperti pembayaran yang cahless dengan qris untuk pembayaran transaksi dan juga retribusi,” lanjutnya.
Ia juga mengatakan, membuka peluang bagi para PKL untuk dapat berdagang di pasar tradisional. Saat ini, kapasitas ruang dagang di seluruh pasar kota Bandung baru terpakai 17.000 ruang dari total 24.000 ruang. “Ada solusi untuk menampung para PKL, ada potensi untuk PKL ditempatkan di pasar tradisional tentu saja dengan retribusi dan sewa yang rendah supaya bisa terjangkau. *red