BANDUNG, journalbroadcast.co — Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan meyakini platform digital di Indonesia memberi manfaat nyata bagi masyarakat, khususnya generasi muda. Platform digital diharapkan mampu mencerdaskan, meningkatkan kualitas, serta mendorong produktivitas warga negara.
Kendati demikian, perlu adanya literasi dari generasi muda terkait platform digital. Hal tersebut disampaikan Farhan pada kegiatan #SalingJagaTunasBangsa yang digelar di Hotel Mercure, Jumat (19/12/2025).
“Kami berupaya untuk memastikan bahwa platform digital yang ada di Indonesia benar-benar membawa manfaat. Pertama membuat warga lebih cerdas, kedua lebih berkualitas, dan ketiga lebih produktif,” ujar Farhan.
Kegiatan #SalingJagaTunasBangsa bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, khususnya remaja dan keluarga, dalam mengawal ruang digital agar lebih aman, konstruktif, dan berdampak positif.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkodigi), BPSDM, serta TikTok Indonesia, dengan melibatkan komunitas baik skala nasional maupun lokal.
Farhan mengatakan, kemajuan teknologi digital harus diiringi dengan perlindungan terhadap kelompok rentan, terutama anak-anak.
“Dalam konteks #SalingJagaTunasBangsa, kita harus benar-benar mengedepankan perlindungan anak. Karena kemajuan teknologi sering kali dua langkah lebih cepat dibanding regulasi,” ungkap Farhan.
Terkait perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), Farhan menilai AI tidak sekadar hiburan semata.
“AI yang hebat itu bukan hanya yang bisa membuat foto kita jadi lebih geulis. Itu menghibur. Tapi AI yang paling hebat adalah yang bisa membaca perilaku, karena datanya sangat besar,” katanya.
Menurut Farhan, literasi digital menjadi kunci agar masyarakat mampu memanfaatkan teknologi sebagai bagian dari inovasi.
“Inovasi itu bukan selalu menciptakan hal baru, tapi juga memberi nilai tambah pada sesuatu yang sudah ada,” ujarnya.
Sebagai bentuk komitmen, Pemerintah Kota Bandung menghadirkan inovasi Senandung Perdana, sebuah program yang melibatkan keluarga dan masyarakat dalam pencegahan serta mitigasi risiko kekerasan terhadap anak dan perempuan.
“Anak dan perempuan adalah kelompok rentan, bersama penyandang disabilitas dan lansia. Bahkan ada yang memiliki kerentanan ganda, seperti anak disabilitas atau perempuan lansia disabilitas,” jelas Farhan.
Sementara itu, Head of Public Policy and Government Relations TikTok Indonesia, Hilmi Adriantio mengatakan, TikTok hadir sebagai ruang kreativitas dan hiburan dengan misi memberikan inspirasi serta kebahagiaan bagi penggunanya.
“Di Indonesia, TikTok telah digunakan oleh lebih dari 160 juta pengguna setiap bulan. Mereka datang untuk berekspresi, belajar hal baru, mengembangkan bisnis, hingga menemukan hobi yang memperkaya keseharian,” kata Hilmi.
Dengan pertumbuhan komunitas yang semakin besar, TikTok menempatkan keselamatan remaja sebagai prioritas utama.
“Keamanan pengguna remaja adalah fokus utama kami. Remaja adalah titik awal tumbuhnya para kreator, sehingga kami merasa ini adalah tanggung jawab besar kami,” ujarnya.
Hilmi menjelaskan, TikTok terus meningkatkan fitur keamanan serta melakukan edukasi literasi digital bagi remaja, orang tua, dan pemangku kepentingan.
“Kami mengapresiasi dukungan Pemerintah Kota Bandung dan Kemenkomdigi dalam kegiatan Saling Jaga Tunas Bangsa untuk menciptakan ekosistem digital yang aman dan positif bagi generasi emas Indonesia,” katanya.
Untuk melindungi remaja, TikTok menyediakan berbagai fitur keamanan seperti Panduan Komunitas, Family Pairing yang memungkinkan orang tua menautkan akun dengan akun anak, serta kebijakan batas usia yang ketat.
Selain itu, TikTok bekerja sama dengan Sejiwa Foundation dan Yayasan Keluarga Kita melalui berbagai kegiatan edukasi offline dan online.
“Pada 2024 kami melibatkan lebih dari 600 orang tua, remaja, dan guru. Di tahun 2025 meningkat menjadi lebih dari 1.000 peserta. Bahkan lebih dari 6.000 orang tua di enam wilayah Indonesia ikut serta dalam rangkaian edukasi,” ungkap Hilmi.
Ia menegaskan, temuan dari berbagai kegiatan tersebut menunjukkan bahwa remaja masih sangat membutuhkan arahan dan dukungan orang tua dalam kehidupan digital mereka.
“Peran keluarga sangat penting. Karena itu kami bersinergi dengan Pemerintah Kota Bandung dan Kemenkomdigi untuk mendukung sosialisasi PP Tunas dan menciptakan ruang digital yang lebih aman bagi remaja,” tandasnya. *red





















