BANDUNG, journalbroadcast.co -||- Rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit menular mematikan dari hewan yang terinfeksi rabies. Penularan virus ini terjadi melalui gigitan hewan yang kemudian menyerang otak dan sistem saraf manusia. Meski demikian, penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi pada hewan peliharaan.
Dalam rangka memperingati hari rabies sedunia, DKPP Bandung gelar vaksinasi gratis bagi kucing, anjing, kera, dan musang serta kastarasi kucing yang berlokasi di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Jalan Arjuna No. 45, Husen Sastranegara, Kecamatan Cicendo, Bandung.
Program penyelenggaraan vaksin yang berlangsung dari tanggal satu september ini mendapat respon yang positif dari masyarakat. Sub Koordinator Kesehatan Hewan, drh. Elise Wieke mengungkapkan, sejak awal pelaksanaan sudah lebih dari sepuluh ekor hewan yang telah divaksin.
“Dari tanggal 1 September sudah lebih dari sepuluh ekor. Rata-rata kucing, namun anjing dan musang juga sudah ada beberapa,”ujarnya.
Untuk pelaksanaan, vaksinasi ini akan dimulai pada 1-25 September pukul 08.00-12.00 WIB setiap harinya.
Medic Veteriner, drh. Khansa Mahdiyah turut memberikan penjelasan secara rinci terkait penyakit rabies dan cara penanganannya.
“Biasanya rabies ditularkan dari hewan yang sudah terinfeksi rabies. Hewan yang terinfeksi relatif lebih galak dan menggigit hewan lain. Manusia pun juga bisa tergigit. Setelah tergigit, virusnya mulai menginfeksi manusia dan bersarang di otak,” jelasnya.
Khansa mengungkapkan jika seseorang telah terkena gigitan hewan yang terinfeksi rabies, sesegera mungkin lalukan pertolongan pertama, yaitu mencuci luka.
“Jika terkena gigitan, segera cuci luka dengan air mengalir selama 15 menit dengan memakai sabun. Setelah itu dibawa ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat,” tuturnya.
Proses perkembangan virus berlangsung cepat, terlebih jika tergigit mendekati area kepala.
“Biasanya rabies semakin cepat menginfeksi jika semakin mendekati area kepala. Semisal digigit di bagian leher, maka perkembangannya lebih cepat,” ungkapnya.
Dikarenakan Lyssavirus ini mematikan, masyarakat khususnya pemilik hewan perlu memperhatikan jika ada tanda atau gejala janggal pada hewan peliharaannya.
“Biasanya hewannya menyendiri, takut bertemu hewan lain atau orang. Dia juga relatif lebih galak, takut dengan air dan cahaya,” ucapnya.
Bagi hewan yang terindikasi akan dikarantina dan utuk pasien akan diberi serum dan vaksin anti rabies.
“Jika fasilitas kesehatan jauh dari rumah, pertolongan pertamanya bisa dicuci dulu dengan air mengalir dan sabun. Hewan yang menggigit langsung ditangkap dan dikarantina. Nantinya di fasilitas kesehatan pasien juga akan diberi serum anti rabies dan vaksin anti rabies,” jelasnya.
Selama proses karantina, akan dilakukan pengecekan secara berkala. Jika dalam kurun waktu yang ditentukan tiba-tiba hewan mati, segera lakukan pengecekan untuk menentukan apakah hewan tersebut benar terindetifikasi rabies atau tidak.
“Jika dalam waktu dua minggu mati (tiba-tiba mati), itu bisa dicek apakah dia rabies atau tidak. Khawatirnya rabies. Kalau mati, biasanya hewan langsung dikubur. Bagi pasien bisa dilanjut serum dan vaksin anti rabies,” ujar Khansa.
Untuk mengantisipasi rabies, program vaksinasi ini merupakan salah satu tindakan pencegahan yang dapat dilakukan masyarakat.
“Rabies ini virus. Sebenarnya kalau virus itu gaada obatnya, jadi kita bisa lakukan pencegahan dengan cara vaksinasi,” ucapnya.
Program vaksinasi HPR ini diharapkan dapat memberi kesadaran bagi warga khususnya warga Bandung untuk lebih waspada terhadap virus ini.
“Karena rabies penyakit yang berbahaya mematikan dan menyerang manusia, harapannya warga Bandung semoga lebih sadar dan waspada akan penyakit rabies ini dan membawa hewannya ke klinik hewan terdekat untuk di vaksin rabies,” tutur Khansa.
Sejumlah pemilik hewan peliharaan mengaku mengapresiasi vaksin gratis ini. Mereka yaitu Rahmat, Adly, dan Dini.
Adly mengungkapkan ia mengetahui program ini melalui instagram DKPP Bandung.
“Saya tahu kegiatan ini dari instagram DKPP Bandung, kemudian langsung mengisi link pendaftaran,” ucap Adly.
Ketiganya mengatakan ini kali pertama suntik rabies untuk hewan peliharaannya.
“Baru pertama kali. Menurut saya kegiatan ini cukup bagus,” ujar Rahmat.
Sedangkan Dini mengaku, sejauh ini kucing peliharaannya aman, tidak menunjukkan gejala yang mencurigakan.
“Ini pertama kali. Alhamdulillah untuk tanda- tanda sejauh ini tidak ada, apalagi setiap sebulan sekali kucing saya diberi vitamin dan obat cacing. Di lingkungan sekitar rumah juga tidak ada tanda-tanda hewan rabies. Kebetulan dengan adanya vaksinasi rabies ini membantu banget,” ujar Dini. *red