Bandung, JB -||- Seperti kejatuhan durian runtuh, Owner Dwi Sejahtera Perkasa (DSP) Farm, Vandry Dwitama mendapatkan pesanan sapi limousin untuk kurban presiden Indonesia, Joko Widodo. Bukan perkara mudah bisa lolos dalam uji kesehatan untuk hewan kurban presiden.
Ia memaparkan, mulanya ia menawarkan dua sapinya untuk dibeli presiden. Namun, ternyata hanya satu ekor yang berhasil lolos uji.
“Sapi pesanan Pak Jokowi tingginya saja sama dengan saya, 185 cm. Sekarang sedang dikarantina dulu biar steril. Nanti akan kami kirim ke Istana Bogor,” kata Vandry saat ditemui di kantor DPP Kota Bandung.
Ia bekerja sama dengan DKPP Kota Bandung mencari wakil sapi untuk presiden. Dari DKPP Kota Bandung kemudian diajukan ke DKPP Jabar. Setelah itu lanjut ke kementerian.
“Seleksinya pun cukup sulit dan banyak. Mulai dari tes darah, urin, kotoran, sampai air liurnya juga. Saya menawarkan dua sapi, tapi yang lolosnya satu ekor bernama Markoci jenis limousin,” jelasnya.
Saat ini berat badan Markoci ukurannya 1 ton 50 kg, berusia 3 tahun. Vandry mengatakan, berat Markoci bisa bertambah sampai 1 ton 100 kg.
Tak hanya presiden, aktor Baim Wong juga pernah membeli 9 ekor sapi di peternakannya. Jenisnya sapi limousin dan simental.
“Peternakan kami ada di Kelurahan Cisurupan, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung,” katanya.
Sudah 10 tahun Vandry bergelut di dunia ternak. Ia mulai dengan berternak domba, kemudian merambah ke sapi. Usaha dombanya ia jalani selama 2 tahun, setelah itu baru lanjut ke sapi.
“Sekitar 7 tahun berarti kita sudah beternak sapi. Semuanya mulai dari awal. Dulu sempat kerja di perbankan. Lalu resign, kemudian lanjut usaha peternakan,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, ada perbedaan cara mengurus sapi besar dengan sapi biasa. Bahkan dari kandang pun berbeda. Untuk sapi besar tipe limousin dan simental butuh alas yang baik untuk memperkuat kakinya supaya tidak luka.
“Kita berikan karpet busa atau plastik di bawahnya sebagai pijakannya. Pemberian pakannya pun sehari dua kali di pagi dan sore hari. Gizi dan vitaminnya pun kita berikan tambahan seperti pisang dan singkong. Itu makanan wajib untuk sapi-sapi besar,” paparnya.
Tahun ini, ada 330 ekor sapi yang tersedia di kandang seluas 5.000 meter persegi. Sedangkan domba sebanyak 3.200 ekor yang ditampung di kandang seluas 2,5 ha. Semua ada di peternakan Cibiru.
“Dengan sekarang sudah zamannya era digital, kami pun berjualan lewat online di instagram @dspfarm.official. Di tiktok dan YouTube pun sama,” tuturnya.
Bibitnya ia peroleh dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang memang populasi sapi jenis simental dan limousinnya lebih banyak daripada di Jawa Barat.
Selain sapi besar, Vandry juga menjual sapi Parahyangan atau rancah. Lalu, dua jenis domba yakni domba Priyangan dan Garut.
“Kisaran harga domba betina mulai dari Rp1,4 juta. Sedangkan domba jantan Rp2,2 juta. Kalau untuk sapi dimulai dari harga Rp18 juta,” sebutnya.
Ia membawa salah satu ternak sapi limousin miliknya seberat 900 kg bernama Bunhao. Sapi tersebut dibanderol seharga Rp80 juta.
“Tahun lalu terjual 277 ekor, tahun ini targetnya lebih dari 300 ekor yang terjual,” harapnya.
Ia juga berharap, semakin banyak orang yang terjun ke dunia peternakan. Selain karena bidang ini sangat menjanjikan, kebutuhan daging di Kota Bandung juga belum seluruhnya terpenuhi sampai saat ini.
“Ini juga merupakan salah satu upaya kita untuk memenuhi ketahanan pangan Kota Bandung,” imbuhnya. *red