CIMAHI, journalbroadcast.co — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi sudah menyiapkan strategi untuk mengantisipasi penumpukan sampah akibat adannya pembatasan di TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Pihaknya menerapkan skala prioritas untuk pengangkutan sampah.
Kepala DLH Kota Cimahi Chanifah Listyarini mengatakan pihaknya mendahulukan pengangkutan sampah di wilayah yang sudah mengimplementasikan pemilahan dan penumpukannya sudah berlangsung lama. Hal itu dilakukan untuk mengedukasi masyarakat agar melakukan pemilahan sampah sejak dari hulu.
“Kalau untuk kita memang ada penumpukan, Tapi masih agak terkendali. Kita melakukan penjadwalan, jadi mana yang sudah lama numpuk kita angkut dan tentunya kita utamakan sampah yang sudah dilakukan pemilahan,” kata dia, Jumat (10/01/2025).
Dirinya mengatakan, produksi sampah yang dihasilkan masyarakat mencapai 230 ton per hari. Namun yang dibuang ke TPA Sarimukti dibatasi maksimal 17 ritase atau 90-100 ton setiap harinya.
“Kalau timbulan sampah sekarang itu 230 ton setiap harinya, tapi yang kita kirim itu maksimal 100 ton karena kan di TPA Sarimukti dibatasi. Sisanya kita olah di kewilayahan,” ujar dia.
Pihaknya kini tidak mengakomodir sampah yang dihasilkan dari kawasan berpengelola seperti perusahaan. Kawasan tersebut diimbau untuk melakukan pengelolaan secara mandiri.
“Perusahaan dan kawasan berpengelola sudah enggak kita layani. Jadi murni hanya melayani masyarakat,” ucap Chanifah.
Dirinya melanjutkan, untuk pengelolaan sampah ke depannya, pihaknya mendorong pembentukan Bank Sampah Unit (BSU) di tingkat Rukun Warga (RW) se-Kota Cimahi. Keberadaan BSU itu dinilai efektif untuk mengurangi penumpukan sampah.
“Kita mendorong tiap RW di Kota Cimahi yang jumlahnya 312 untuk membentuk BSU. Agar bisa membantu pengurangan sampah yang diangkut,” kata Chanifah.
Pihaknya telah mengandeng 65 fasilitator untuk pembentukan BSU di 312 RW. Setiap fasilitator membawahi 5 RW untuk pendampingan yang diberikan tugas membantu masyarakat dalam pembentukan BSU.
“Nanti mereka diajari cara pemilahan sampah, lalu di setiap RW minimal sudah menyiapkan barang-barang hasil terpilah. Nanti akan ditarik oleh bank sampah induk Samichi sesuai penjadwalan,” jelasnya.
Ia menambahkan, untuk saat ini BSU tersebut fokus terhadap pengelolaan sampah anorganik di wilayahnya. Namun demikian, kedepannya keberadaan BSU ini akan mengelola sampah organik.
“Kami berharap BSU tidak hanya mengolah sampah anorganik, tetapi juga sampah organik. Saat ini, kami masih melakukan pendampingan untuk mencapai target tersebut,” pungkas dia. *red