BANDUNG, journalbroadcast.co — Sampah menjadi permasalahan pelik di Kota Bandung. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung, jumlah produksi sampah di Kota Kembang mencapai 1.594 ton per hari. Sebanyak 266,23 ton merupakan sampah plastik. Terlebih, saat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti mengalami kebakaran, sampah di Kota Bandung pun menggunung.
Berangkat dari sana, SMKN 8 Bandung hadir memberikan solusi. Sekolah bergerak cepat menciptakan mesin pencacah sampah. Menariknya, pembuatan mesin tersebut melibatkan siswa kompetensi keahlian teknik bodi kendaraan ringan (TBKR).
Diresmikan pada Oktober tahun lalu, efektivitas mesin ini bisa menekan 90% volume dan 75% masalah limbah, tergantung derajat recovery serta komposisi sampah.
Salah satu siswa TBKR SMKN 8 Bandung, Rudiansyah menuturkan, selain mesin pemotong rumput empat tak, semua komponen dari alat ini merupakan rakitan siswa. “Mesin ini dibuat dengan skala kecil sehingga bisa dibawa ke mana-mana, menggunakan bahan pelat besi dengan dua van belt untuk memaksimalkan putarannya,” ujarnya.
Ia menambahkan, alat ini juga dimanfaatkan untuk mencacah daun sebagai sampah organik. “Namun, akan perlu perawatan lebih lanjut dari pisau pemotongnya,” katanya.
Ia mengatakan, proses ini merupakan upaya para siswa untuk mencegah pencemaran lingkungan. “Ini penting banget untuk mencegah pencemaran lingkungan, apalagi banyak yang buang sampah plastik di mana-mana. Dengan alat ini, sampah yang sudah dicacah dapat didaur ulang dan menghasilkan uang juga,” ungkap siswa kelas XI tersebut.
Sedangkan pembina sekaligus guru TBKR SMKN 8 Bandung, M. Yusuf Kurnia mengatakan, selain siswa, pembuatan alat ini juga melibatkan guru dari lintas keahlian dan didukung manajemen sekolah bidang sarana dan prasarana. “Mesin ini berfungsi untuk mencacah, mengecilkan volume sampah,” tuturnya.
Ia berharap, inovasi ini mampu memotivasi setiap orang untuk terus membuat solusi dari masalah yang dihadapi. “Ada banyak masalah di dunia, kita berharap mereka bisa kreatif untuk memecahkan masalah,” pesannya. ***