Bandung, BewaraJabar — Wafatnya Wali Kota Bandung, Oded M. Danial menyisakan duka mendalam dan rasa kehilangan. Tak hanya oleh keluarga tetapi sebagian besar masyarakat terutama mereka yang mengenalnya secara personal.
Pasalnya, Oded atau biasa disebut Mang Oded sudah dianggap sebagai ayah masyarakat Kota Bandung. Bukan hanya sebagian kelompok, melainkan bagi seluruh lapisan dan berbagai kalangan masyarakat Kota Bandung.
Hal itu diungkapkan seorang Pembina Vihara Tanda Bhakti, Ir. Tan Tjong Boe, Di matanya, Mang Oded dikenal sebagai pribadi yang begitu adil dan bijaksana.
Tan mengaku selalu mendapat perlakuan baik dan adil. Bahkan bukan hanya kepada dirinya, melainkan rekan-rekannya yang beragama di luar Islam.
“Beliau (Oded) merupakan sosok ayah yang merangkul seluruh lapisan dan golongan masyarakat, baik dari kaum mayoritas maupun minoritas dengan pandangan yang sangat merata,” ujar Tan, Selasa 13 Desember 2021.
Sehingga saat mendengar kabar Oded dipanggil Sang Khalik, Tan mengaku sangat terpukul. Sebab bagi Tan, sosok Mang Oded tak hanya sekedar wali kota, melainkan pemimpin yang betul-betul menghadirkan kerukunan antar umat beragama.
“Kami sangat kehilangan sosok luar biasa seperti Mang Oded. Dia betul-betul menciptakan rasa keadilan. Dia menghadirkan Bandung sebagai rumah bersama. Itu yang saya rasakan,” ungkapnya.
Menurutnya, banyak kebijakan Oded yang membuatnya terenyuh. Ia menceritakan, ketika terbentuknya Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bandung, Oded dengan latar belakang seorang muslim, justru menjadikan Vihara Tanda Bhakti sebagai tuan rumah FKUB.
“Padahal kami termasuk minoritas. Di situlah kami sangat terkesan. Kami sangat merasakan kehangatan Kota Bandung dari cara beliau mengaplikasikannya,” katanya.
“Apa yang orang takutkan ketika muncul visi Bandung Agamis dan khawatir hanya berpihak pada sekelompok orang, tapi ternyata tidak, kami diperlakukan secara adil,” imbuhnya.
Bahkan saat Indonesia termasuk Kota Bandung dilanda pandemi Covid-19 dan vaksinasi menjadi program prioritas pemerintah untuk percepatan herd immunity atau kekebalan kelompok, Mang Oded tidak pernah mengesampingkan kaum minoritas.
“Saat itu kami belum mendapat jatah vaksin. Beliau bertanya sudah mendapat atau belum? Kemudian saya bilang kami minoritas, sedangkan mayoritas yang sekian banyaknya lebih membutuhkan. Tapi beliau langsung memberi arahan kepada Kadinkes agar kami mendapat vaksin,” ungkap Tan.
“Beliau mengungkapkan, bukan masalah sedikit atau banyaknya tapi harus merata dan terfasilitasi dengan baik. Ini yang membuat saya begitu terenyuh bagaimana beliau memberi rasa adil kepada kami,” imbuhnya.
Pascawafatnya Mang Oded, Tan menaruh harapan besar terhadap Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana yang saat ini ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung.
Ia yakin Kang Yana mampu meneruskan apa yang selama ini dilakukan dan diamanahkan Mang Oded.
“Saya yakin Kang Yana bisa meneruskan apa yang menjadi cita-cita Mang Oded. Saya yakin Kang Yana bisa melaksanakan apa yang menjadi visi misi Mang Oded-Kang Yana, karena beliau juga memiliki kinerja yang sangat luar biasa,” tuturnya.
Hal senada diakui Ketua Masyarakat Tionghoa Peduli, Herman Wijaya. Selama Oded menjadi orang nomor satu di Kota Bandung, Oded betul-betul menjadikan Bandung yang Agamis dan toleran.
“Mang Oded tidak membeda-bedakan, mayoritas maupun minoritas di mata beliau sama saja karena saya inget beliau pernah berkata, Mang Oded ini bapaknya warga Bandung dan harus mengayomi,” ungkapnya.
“Apalagi saat kegiatan sosial beliau tidak pernah absen, apalagi susah dihubungi, kami merasa beliau betul-betul memberi dukungan penuh apalagi kegiatan yang berkaitan untuk masyarakat umum,” imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan, perwakilan Masyarakat Peduli Tionghoa, Veronica Yeni Yosef.
Baginya, Oded merupakan sosok pemimpin yang patut dijadikan contoh, karena kebijaksanaannya betul-betul mampu merangkul seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan agama maupun ras.
Veronica mengakui, dirinya baru menemukan pemimpin seperti Mang Oded. Sosok yang menurutnya tak pernah memberi batasan atau sekat terhadap masyarakat dari kelompok mana pun.
Ia menilai, Bandung Agamis yang menjadi visi Oded-Yana ternyata betul-betul hadir di Kota Bandung. Sebab, Agamis yang Oded bawa nyatanya membawa kenyamanan dan kerukunan antar umat beragama.
“Hal yang sangat saya kagumi ketika pertama beliau menjabat sebagai wali kota, beliau mengundang kami yang minoritas ke Pendopo, ketika menjelang hari Natal, menjelang imlek juga ngundang kami ke Pendopo untuk makan bersama ini adalah sesuatu yang di luar dugaan kami, sesuatu yang baru kami rasakan,” ujarnya.
“Rasanya tidak ada sekat semenjak beliau menjabat sebagai wali kota. Kami yang minoritas ini bener-bener beliau rangkul, tidak ada penekanan, saya agama Katolik tapi beliau begitu merangkul kami,” tambahnya.
Ia mengungkapkan, kepergian Oded telah membuatnya seperti kehilangan sosok ayah. Namun dirinya juga meyakini Kang Yana juga mampu menjadi ayah bagi seluruh masyarakat Kota Bandung.
“Saya yakin, beliau (Yana) pasti bisa meneruskan. Kang Yana sama bijaksana seperti Mang Oded, dia mudah bergaul bahkan dengan kami kaum minoritas beliau juga merangkul jadi sosok Kang Yana tidak jauh berbeda dengan Mang Oded,” tuturnya.