BANDUNG, journalbroadcast.co — Kecamatan Panyileukan punya cara unik dalam mengapresiasi warganya yang telah menjalankan pemilahan sampah mandiri.
Apresiasi atau reward tersebut disampaikan dalam bentuk stiker yang ditempelkan di rumah warga yang telah memilah sampah mandiri tersebut.
Inovasi ini diapresiasi Ketua Harian Satgas Darurat Sampah Kota Bandung, Ema Sumarna. Ia berharap inovasi ini dapat ditiru oleh kecamatan lainnya.
“Ini hal baru yang saya temukan selama berkeliling ke 24 kecamatan,” ujar Ema di Kantor Kecamatan Panyileukan, Selasa (19/12/2023).
Ema juga menjelaskan, saat ini kemandirian pengolahan sampah sudah terlihat di Kecamatan Panyileukan.
Hal ini terlihat dari organisasi masyarakat yang mulai bergerak membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang akan bergerak di bidang pengelolaan sampah.
“Kemandiriannya sudah terlihat. Ini yang kita harapkan. Dengan begitu, tidak ada lagi sampah yang keluar dari wilayah Kecamatan Panyileukan,” ujarnya.
Selanjutnya, Ema menyebut di wilayah Kecamatan Panyileukan, ada satu titik yang menjadi perhatian bersama, yaitu Pasar Induk Gedebage. Kata Ema, kawasan ini menyumbang sampah hingga 16 ton per harinya.
Untuk menunjang proses pengelolaan sampah di kawasan ini, Pemkot Bandung rencananya akan memasang dua unit mesin Stungta (insenerator buatan PT. Pindad).
Ema optimis, dengan kolaborasi dan berbagai inovasi yang telah dilakukan, Kota Bandung dapat segera keluar dari status darurat sampah.
“Efektifnya alat Stungta ini bisa membakar dua ton per hari. Selain itu, alat ini sudah lolos dari uji apapun, kami rasa sudah sangat aman. Dengan begitu, kami juga berharap permasalahan sampah di wilayah kerja kota bisa segera terselesaikan,” ucapnya.
Dalam waktu dekat, Pemkot Bandung juga akan menggelar rapat Satgas Darurat Sampah Kota Bandung untuk meninjau terkait status darurat sampah di Kota Bandung.
Untuk diketahui, berbagai perkembangan positif selama sosialisasi penanganan sampah telah dicapai.
Salah satunya pengurangan volume sampah ke TPA dari 1.600 ton menjadi 900 ton. Juga pertumbuhan Kawasan Bebas Sampah di beberapa wilayah.
“Ini tentunya menjadi bahan yang akan kami bawa ke dalam rapat nanti. Harapannya, darurat sampah di Kota Bandung bisa selesai,” tutur Ema.
Pada kesempatan tersebut, Camat Panyileukan, Iwan Sumaryana menjelaskan, upaya sosialisasi penanganan sampah mandiri di wilayah kerjanya membuahkan hasil.
Ia menyebut sekitar 24 persen dari total warga Kecamatan Panyileukan mulai memilah sampahnya secara mandiri. Selain itu, di wilayah ini juga telah lahir Kawasan Bebas Sampah (KBS) di RW 09.
“Walau pemilahan sampah masih berlaku seperti umumnya. Sampah organik kami olah, lalu sampah basah kami olah dengan loseda,” terang Iwan. *red