BANDUNG, journalbroadcast.co -||- Dalam rangka meningkatkan budaya disiplin dan semangat kewirausahaan sejak usia dini guna mempersiapkan generasi emas tahun 2045, Fakultas Ekonomi USB YPKP Bandung menggelar Seminar Internasional dengan tema “Penerapan Disiplin dan Semangat Kewirausahaan Pada Anak Usia Dini”.
Seminar internasional yang digelar di Gedung Serba Guna Kampus YPKP Bandung, pada Rabu (06/03/2024), dalam rangka Fakultas Ekonomi USB YPKP Bandung melaksanakan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPM).
Pada seminar internasional kali ini, Fakultas Ekonomi USB YPKP Bandung menghadirkan narasumber dari beberapa negara, Jepang, Korea selatan dan lembaga internasional SEAMEO CECCEP.
Seminar ini digelar secara Hybrid, peserta luring dan daring. Untuk peserta luring dihadiri oleh puluhan guru PAUD dari Kecamatan Cibeunying Kidul, Kecamatan Cimenyan. Sementara peserta daring dari berbagai negara, diantaranya Kamboja, Jepang dan Timor Leste mengikuti materi seminar melalui platform online.
Kegiatan Seminar Internasional ‘Penerapan Disiplin dan Semangat Kewirausahaan Pada Anak Usia Dini’ dibuka secara langsung oleh Rektor USB YPKP Dr. H. Didin Saepudin, S.E.,M.Si.
Dijelaskan Rektor Didin Saepudin, sesuai dengan visi kampus USB YPKP Bandung, kegiatan seminar ini memiliki tujuan membantu dan berkontribusi kepada negara berkaitan dengan tercapainya Indonesia Emas Tahun 2045.
“Kita memberikan sumbangsih dalam sisi membangun karakter anak sejak usia dini sekaligus membangun kewirausahaan pada anak usia dini,” ujar Rektor.
Menurutnya, suatu negara dianggap maju apabila proporsi jumlah penduduk sebanyak 12 % (persen) adalah wirausaha. Sementara jumlah penduduk di Indonesia proporsi wirausaha hingga tahun 2023, tercatat hanya 3,47 % (persen).
“Sehingga GAP nya cukup lebar. Dengan kegiatan ini kita coba membangun dan mereduksi GAP tersebut. Sehingga nanti pada saat usia mereka memasuki usia kerja itu sudah terbangun jiwa wirausaha nya,” ucap Rektor Didin Saepudin.
“Sehingga GAP yang tadi (proporsi wirausaha) 3,47% dan 12% bis perlahan dipenuhi oleh generasi yang saat ini sedang belajar di PAUD,” ungkap Rektor.
“Mudah-mudahan dengan kegiatan seperti ini , guru-guru juga mulai aware terhadap bagaiman membangun karakter anak usia dini dalam wirausaha,” harap Rektor.
Selain itu, dengan memanfaatkan kemudahan media dan komunikasi tanpa batas saat ini, sangat memungkinkan untuk melakukan kolaborasi dengan dunia mancanegara.
“Apalagi sekarang ada kolaborasi antar berbagai negara, para guru PAUD bisa sharing satu sama lain sehingga mereka juga punya wawasan yang lebih luas bagaimana masuk ke dunia global,” ujar Rektor.
“Bagaimana untuk bisa berkompetisi antara, katakanlah individu yang mempunyai karakter kewirausahaan,” imbuhnya.
Ditambahkan Dekan Fakultas Ekonomi USB YPKP Bandung, Hj. R. Aryanti Ratnawati, S.E.,M.Si, membangun jiwa dan mental kewirausahaan bukanlah perihal yang tidak mudah. Karakter itu harus diperkenalkan dan dibiasakan sejak usia dini.
Aryanti mengungkapkan, saat ini mahasiswa lulusan di USB YPKP di Fakultas Ekonomi yang berwirausaha diakui belum mencapai 5% (persen). Untuk itu, melalui program ini diharapkan dapat membangun karakter individu yang disiplin dan menyentuh jiwa kewirausahaan sejak usia dini.
“Untuk mencetak wirausaha itu memang sulit, maka ini kami berpikir sebaiknya dibangun sejak usia dini untuk mencari dan membangun karakter dan jiwa kewirausahaan,” ungkapnya.
“Ini bukan bicara tentang usia dini berwirausaha untuk sekedar mencari keuntungan tetapi untuk lifestyle (gaya hidup) kedepannya tidak boros dan tidak konsumtif. Ini sebetulnya sasaran kami,” imbuhnya.
Aryanti juga mencontohkan, salah satu pengenalan karakter wirausaha pada anak usia dini dengan mengubah paradigma dan mindset, “kalau di kita misalkan anak-anak suka makan apa kita berucap besok kita beli lagi. Tapi kalau di Jepang, besok kita bikin ya,” ucapnya.
Kaitan dengan hadirnya keterlibatan narasumber dari negara sahabat, selain untuk menambah wawasan peserta seminar juga bisa mengambil nilai-nilai karakter budaya yang baik dari negara lain.
Contoh budaya perilaku yang bisa diambil dari negara Jepang misalnya, memiliki budaya penerapan disiplin yang tinggi. Seperti, budaya antri dan lainnya.
“Itu kan perlu dibangun, karena dengan cara seperti itu diharapkan mereka terbiasa disiplin itu akan mudah untuk kita membangun. Kalau disiplin sudah dibangun dengan baik, insya Allah hal-hal lainnya akan dengan mudah mengikuti,” pungkas Rektor Didin Saepudin.
Sesuai dengan Tema Seminar “Penerapan Disiplin dan Semangat Kewirausahaan Pada Anak Usia Dini”. Fakultas Ekonomi USB YPKP Bandung menggelar 3 sesi seminar, antara lain:
Seminar 1 : “Tantangan Pendidikan Usia Dini dalam mencapai Generasi Emas 2045”. Narasumber :
- Hj. Aneu Susimie Hilmi., S.Pd., M.Pd. (Bunda PAUD Kec. Cibeunying Kidul”)
- Drs. Jejen Zainal Arifin (SEAMEO CECCEP).
Seminar 2 : “Kurikulum Pendidikan Usia Dini dalam pembentukan karakter disiplin anak, menuju wirausaha tangguh, pengalaman Jepang”. Narasumber :
- Norikazu Suzuki (Asari Educational School Group Japan)
- Andini Radisya Pratiwi, Ph.D. (Direktorat Kerjasama Universitas Sangga Buana)
Seminar 3: “Model Literasi Kewirausahaan pada pendidikan usia dini.” Narasumber :
- John Choi, Ph.D. (Mark Any Korea)
- Ade Rohmat (Mahasiswa, Universitas Sangga Buana). *red