Journalbroadcast.co Kab. Bandung, — Ketika musim hujan tiba, banjir adalah fenomena alam yang tak terbantahkan, banjir merupakan pemandangan keseharian yang sudah dianggap biasa, baik di kota maupun di wilayah kabupaten, hampir diseluruh Indonesia. Baik karena banjir Cileuncang, meluapnya air sungai, kerusakan hutan, saluran air tertutup sampah, atau terjadi pendangkalan saluran air.
Sebagai warga masyarakat Kabupaten Bandung, yang bekerja di wilayah Kota Bandung, Penulis hampir setiap hari, memasuki kota Bandung, dan sering berhadapan dengan banjir Cileuncang atau banjir karena, luapan sungai Citarum.
Masalah banjir bagi warga masyarakat dikawasan Bandung Selatan, meliputi Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang, sudah menjadi kalender tahunan. Setiap musim penghujan tiba, banjir akan datang meliputi 3 (tiga) Kecamatan di Kabupaten Bandung yaitu Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot dan Bojongsoang.
Sama seperti yang terjadi di kota Bandung, seperti Daerah Pasir Koja, Jl Gede Bage, dan daerah lainnya. Bukan tanpa usaha, baik Pemkot Kota Bandung dan Kabupaten Bandung.
salah satunya Pemkot kota Bandung, telah membuat gorong-gorong, yang lebih besar, disepanjang jalan, Gede Bage maupun area Pasirkoja, begitupun di Kabupaten Bandung, sejak terjadi banjir besar di kawasan Bandung Selatan pada tahun 1985, telah melakukan berbagai langkah seperti penyodetan sungai Citarum, pengerukan dan, pembuatan embung- embung, namun sampai saat ini, permasalahan banjir menjadi fenomena sosial yang belum terselesaikan.
Akibat banjir sangat mempengaruhi tatanan keadaan di masyarakat khususnya di kawasan Bandung selatan, mulai dari kesehatan, ekonomi, pendidikan, sosial, pekerjaan dan lainnya, Salah satu persoalan yang akan diangkat oleh penulis, adalah tergenangnya, tanah wakaf pekuburan dan rumah warga masyarakat di wilayah RT 01 RW 21, Mekarsari Kelurahan Baleendah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung.
Ketua RW 21 Mekarsari Sdr.Budiono, menyampaikan ada 9 unit rumah, dengan 21 KK, ketika hujan tiba ikut tergenang dan permasalahan tergenangnya tanah wakaf pekuburan, telah disampaikan kepada Lurah Baleendah, Saep.S.Sos, Msi. dan Lurah Baleendah bersama staf, juga didampingi Bhabinmas dan Babinsa, langsung melakukan pengontrolan/pengecekan lokasi tanah wakaf pekuburan umum dan rumah warga yang tergenang air.
Persoalan yang munculnya awalnya lokasi dan wakaf pekuburan umum, yang dulunya diwakafkan oleh keluarga besar Oyod, Irin, dan keluarga lainnya, bahwa lokasi pekuburan dan tanah yang ada di sekitar Kp.Bobojong RT.01 RW 21 Mekarsari tidak pernah terkena genangan air, namun setelah adanya pembuatan embung-embung sekaligus penampung air dari arah sungai Ciateul Kecamatan Bojongsoang, baru muncul masalah setiap turun hujan kawasan tanah wakaf kuburan dan tempat hunian warga masyarakat Kp. Bobojong RT.01 RW 21, selalu kebanjiran dan air sulit meresap ke dalam tanah. Saat Lurah Baleendah, melakukan pengontrolan ke lokasi, menyampaikan beberapa solusi salah satunya adalah pembuatan selokan dengan pembatas alat pengaturan air, dari wilayah tanah wakaf, dan pemukiman ke arah Citarum atau pembuatan sumur resapan, dan saat ini Ketua RW 21 Mekarsari Budiono, dalam rangka program jangka pendek akan mengambil langkah dengan cara kerja dan penyedotan air menggunakan mesin air hasil pinjaman dari RW 28. Kemudian Ketua RW 21 Mekarsari akan melakukan koordinasi dengan Balai Besar Pengelola Sungai (BBWS) Citarum untukencari solusi terbaik dalam pengentasan banjir di wilayah RT.01 RW 21 Mekarsari.
Warga masyarakat bukan tanpa usaha, salah satunya adalah keluarga Wangsih almarhum, telah melakukan usaha pengurugan untuk mengurangi beban banjir di pekuburan wakaf keluarga termasuk wakaf pekuburan umum RW 21 Mekarsari, namun usahanya, tidak membuahkan hasil, tanah yang diurug tetap banjir. Kiranya pemerintah dan stakeholder termasuk Balai Besar Pengelola Sungai (BBWS) Citarum, turut memberikan solusi/jalan keluar agar tanah wakaf pekuburan umum dan tempat tinggal warga masyarakat di Kp. Bojojong RT 01 RW 21 Mekarsari Kelurahan Baleendah Kabupaten Bandung, segera, terbebas dari banjir.
Oleh : H.Jaenudin