Bandung, BewaraJabar — Dosen Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, Syaiful Rahman Soenaria menilai, pembangunan di Kota Bandung cukup berhasil dalam masa kepemimpinan Oded Mohamad Danial selama tiga tahun terakhir.
Hal itu terlihat dari sejumlah capaian yang sudah diraih sejak September 2018 hingga ia menghembuskan nafas terakhirnya pada Jumat 10 Desember 2021 lalu.
Bersama Yana Mulyana sebagai wakilnya, Mang Oded mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. Sehingga ketika pandemi Covid-19 menghantam, penurunan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Kota Bandung tidak separah di level nasional.
“Mang Oded berhasil mengendalikan inflasi baik sebelum maupun ketika Covid-19 berlangsung sampai hari ini,” paparnya di Masjid Imaduddin Kota Bandung, Rabu 15 Desember 2021 malam.
Di samping itu, Syaiful mencatat ada kenaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di masa kepemimpinan Mang Oded. Indikator tersebut menunjukan pembangunan sumber daya manusia di Kota Bandung semakin baik.
“Sebelum beliau memimpin IPM Kota Bandung di angka 81,06 nah dalam satu tahun di 2019 itu naik di angka 81,62 persen dan ketika Covid-19 hanya turun 0,11 menjadi 81,51. Kita tahu bahwa IPM itu adalah gabungan beberapa indikator pendidikan, kesehatan, dan ekonomi,” tuturnya.
“Saya mencatat di tiga indikator tersebut Mang Oded alhamdulillah menunjukan keberhasilannya. Belum kita bicara soal ketimpangan sosial yang angkanya walaupun tidak signifikan turun tapi mengalami penurunan,” tambahnya.
Syaiful juga melihat terobosan yang dicanangkan almarhum Oded berupa program Kang Pisman dan Buruan Sae untuk menjadikan Kota Bandung sebagai kota yang berkualitas pertumbuhan ekonominya.
Tiga kualitas pertumbuhan ekonomi Kota Bandung adalah sustainable, smart, dan inclusive.
“Buruan SAE dan Kang Pisman memenuhi kriteria itu,” ungkapnya.
Melalui program itu pula ia melihat target yang ingin dicapai Mang Oded yaitu membangun ketahanan pangan mandiri dan menyelesaikan permasalahan sampah organik minimal selesai di rumah tangga dan atau RW, sehingga tidak lagi dibuang ke TPS.
“Kita tahu bahwa Bandung bukan kota agraris melainkan kota metropolis sehingga sulit berharap dalam waktu dekat ada kemandirian pangan. Tapi Mang Oded melalui Buruan Sae sudah menunjukan ada itikad serius untuk ketahanan pangan,” ungkapnya.
Ia juga menilai Mang Oded ingin mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Sehingga keterlibatan masyarakat mulai dari unit terkecil yaitu keluarga terus dibangun melalui program Buruan SAE.
“Artinya dengan Buruan Sae dan Kang Pisman pertumbuhan ekonomi sebisa mungkin dinikmati masyarakat luas tidak hanya segelintir kelompok kecil elit ekonomi” tuturnya.
Menurut Syaiful, kekompakan telah terbangun antara Mang Oded dengan wakilnya Yana Mulyana dan juga Sekda, Ema Sumarna. Modal inilah yang akan membawa Yana yang kini menjabat sebagai Plt. wali kota untuk meneruskan jejak langkah Mang Oded.
“Sebagai warga Kota Bandung saya punya optimisme Kang Yana akan meneruskan agenda-agenda prioritas dari Mang Oded. Tapi dengan waktu yang terbatas hanya sampai September 2023 Kang Yana harus fokus,” katanya.
“Dari agenda prioritas Mang Oded harus dipilih yang betul-betul bisa menghasilkan dan memberi dampak maslahat bagi masyarakat luas.” imbuhnya.
Ia menyebut, ada tiga program prioritas. Pertama fokus pada pengembangan program Buruan Sae dan Kang Pisman. Lakukan eskalasi, perluasan skala, dan penguatan ekosistem Buruan Sae dan Kang Pisman.
Kedua mempercantik tampilan tata kota seperti di beberapa ruas jalan utama, pintu keluar masuk kota, dan juga taman-taman kota.
“Karena masyarakat masih suka melihat yang tampak dari fisik, sehingga Mang Oded sudah mencanangkan city scape. Kalau bisa di wilayah dan pusat keramaian di kecamatan juga dipercantik,” tuturnya.
Terakhir, lanjutnya, Kang Yana harus bisa melakukan terobosan dalam pembiayaan alternatif di luar APBD, karena seperti diketahui adanya Covid-19 berdampak pada APBD yang terbatas.
“Mang Oded sudah melakukan MoU, contohnya dengan BPKH RI. Itu bisa dimanfaatkan baik investasi langsung maupun penerbitan sukuk daerah untuk membangun 2-3 proyek infrastruktur,” tuturnya.
“Pertama Mang Oded sudah menggagas revitalisasi Rumah Sakit Umum Daerah di Ujungberung, Revitalisasi Pasar, dan pipa PDAM untuk penyaluran air baku ke Kota Bandung. Itu adalah peluang, tinggal dieksekusi oleh Kang Yana dan Pak Ema sebagai Sekda.”
“Selanjutnya tinggal Kang Yana dan Sekda berjemaah menjaga tata kelola pemerintah yaitu bagaimana ASN Kota Bandung tanggap dan sigap, bekerja berbasis data, mampu kerjasama cross-cutting, dan menjadi birokrasi yang berwatak melayani,” tutur Syaiful.