Bandung, BewaraJabar — Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bappelitbang) Kota Bandung mengungkapkan di era kepemimpinan Oded M. Danial dan Yana Mulyana ini terdapat delapan isu prioritas yang menjadi fokus pelayanan masyarakat.
Kepala Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah Bappelitbang Kota Bandung, M. Yudi Mulyana menyebutkan, kedelapan isu prioritas tersebut meliputi layanan dasar terkait kesehatan, kemudian sektor pendidikan.
“Layanan dasar ini semuanya lebih dari standar minimal yaitu untuk pendidikan 20 persen dan pendidikan 10 persen (dari APBD). Bahkan saking perhatiannya layanan dasar itu hampir mau separuhnya,” ucap yudi di Taman Dewi Sartika, Kamis, 25 November 2021.
Selanjutnya, sambung Yudi, yaitu aspek ekonomi, lingkungan hidup, infrastruktur, lalu tatakelola pemerintahan.
Menurutnya, Oded-Yana juga fokus pada isu humanisme seputar sosial budaya masyarakat dan memperhatikan kolaborasi masalah keuangan.
Yudi memaparkan, tahun 2022 mendatang fokus Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung masih berkaitan dengan pandemi Covid-19. Meski begitu, program lain terkait delapan isu prioritas tetap diperhatikan secara proporsional.
“Tahun depan ada juga prioritas pemulihan ekonomi, kita pendekatan ke peningkatan UMKM. Kemudian ada banyak pelatihan kewirausahaan, ketenagakerjaan, ekraf (ekonomi kreatif),” ujarnya.
Kendati berjibaku di tengah refocusing anggaran tersebut, namun urusan lainnya pun tetap diupayakan bisa terpenuhi secara maksimal. Seperti di bidang infrastruktur, anggaran yang ada tetap dioptimalkan untuk pemeliharaan.
Seperti yang dipaparkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung, Didi Ruswandi. Ia mengungkapkan, dalam tiga tahun terakhir alokasi pemantapan jalan hanya di kisaran Rp50-an miliar. Padahal nominal idealnya Rp380 miliar.
“Survei semester pertama kemarin pemantapan jalan di 91,87 persen. Memang masih di bawah target di 93 persen,” kata Didi.
Didi mengungkapkan, dari survei pertengahan semester lalu juga didapati 90 persenan lebih lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) masih menyala.
Terkait masalah genangan air saat musim penghujan, papar Didi, apabila dikomparasi pada tahun 2019 lalu di tahun 2021 ini sudah ada banyak perkembangan. Hal itu terlihat dari jumlah genangan yang terpantau saat ini hanya terdapat di 25 lokasi itupun yang masih rutin muncul di 6-11 titik saja.
“Titik genangan tertangani 67 persen, ini melebihi target. Drainase sekitar 60 persen dalam kondisi baik karena kita terus melakukan pengerukan. Ditambah lagi kita terus upayakan membuat kolam retensi. Sekarang sudah ada 8 kolam retensi,” bebernya.
“Dari 2019, ada 60an titik genangan, tertangani 67 persen dan ini melebihi target. Drainase sekitar 60 persen dalam kondiai baik karena kita terus melakukan pengerukan. Ditambah lagi kita terus berupaya membuat kolam retensi. Sekarang sudah ada 8 kolam retensi,” bebernya.
Saat ini, Didi beserta tim juga tengah berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Cimahi membuat kolam retensi Pasirkaliki. Hal ini sebagai upaya menuntaskan persoalan luapan di wilayah perbatasan kota sebelah barat.
“Sekarang kita fokus menuntaskan kolam retensi Jalan Bima. Pada 2022, kita akan buat retensi di Cisanggarung Pasir Impun, selain penataan sungai yang sudah dibebeaskan satgas citarum sektor 22,” katanya.