Bewarajabar.com – Masa pandemi Covid-19 telah berangsur membaik, pasalnya kasus yang terjadi khususnya di Indonesia telah mengalami penurunan yang signifikan.
Namun nyatanya tidak semudah itu virus Covid telah berkembang dan memunculkan beberapa varian baru, seperti dalam varian Omicron masih terus menyebar dengan cepat diseluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Menurut data sudah 414 kasus varian Omicron di Indonesia, 50 di antaranya adalah transmisi lokal.
Kementerian Kesehatan RI bahkan menyebut orang yang sudah divaksinasi penuh. Hal ini membuat kepatuhan menerapkan protokol kesehatan (prokes) terutama memakai masker harus lebih ditingkatkan.
Lalu jenis masker apa yang terbaik untuk perlindungan terhadap varian Omicron?
Dilansir dari detik.com, The Wall Street Journal baru-baru ini merilis grafik yang merinci dengan sangat rinci mengapa masker kain kemungkinan tidak akan cukup untuk mencegah penyebaran varian Omicron.
Grafik tersebut menyoroti waktu yang dibutuhkan Covid-19 untuk menyebar berdasarkan masker yang dikenakan seseorang.
“Jika mereka menggunakan N95 yang tertutup rapat, dimana hanya 1 persen partikel yang masuk ke bagian wajah, mereka memiliki 2.500 jam perlindungan,” katanya.
Masker bedah, di sisi lain, meskipun lebih baik daripada masker kain, masih tidak terlalu bagus untuk melindungi dari varian Omicron.
Food and Drug Administration juga menyatakan masker N95 adalah perangkat pelindung pernapasan yang dirancang untuk mencapai kesesuaian wajah yang sangat dekat dan penyaringan partikel udara yang sangat efisien.
Selain itu masker KN95 adalah alternatif yang lebih murah daripada masker N95, selama mereka “memenuhi persyaratan yang serupa dengan yang ditetapkan oleh Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (NIOSH) CDC untuk respirator,” menurut CDC.
Di sisi lain, spesialis paru dari RS Persahabatan dr Agus Dwi Susanto menyarankan masker bedah masih cocok digunakan sehari-hari untuk menangkal varian Omicron. Sementara itu, untuk tenaga medis tetap wajib menggunakan masker N95 karena tingkat filtrasinya lebih tinggi.
“Kalau masker bedah dan masker kain hanya memfiltrasi kurang dari 70 persen partikel sehingga tidak cocok untuk penggunaan medis. Tapi kalau untuk masyarakat disarankan menggunakan double mask,” katanya.