Bandung, JB — Setiap akhir April, Pekan Imunisasi Dunia (PID) dilakukan sebagai peringatan tentang pentingnya imunisasi, termasuk di wilayah Jawa Barat yang mengusung tema “Sehat Kini dan Nanti, Bersama Kita Imunisasi”.
Pada dua tahun terakhir, pelaksanaan pelayanan imunisasi mengalami penurunan dan pada tahun 2020 terdapat 23 juta anak di dunia ini belum mendapatkan imunisasi lengkap. Di Indonesia, terdapat 1.7 juta anak yang terakumulasi dari tahun 2019 – 2021 belum imunisasi atau imunisasi dasar belum lengkap. Provinsi Jawa Barat dengan populasi terbesar di Indonesia dan populasi anak yang banyak jumlahnya ingin memastikan semua anak mendapatkan imunisasi lengkap
Dalam mensukseskan program imunisasi, Pemerintah Pusat maupun Daerah juga bekerjasama dengan Organisasi Dunia seperti UNICEF dan WHO untuk memenuhi hak dasar anak untuk tumbuh dan berkembang dengan sehat melalui pemberian imunisasi rutin lengkap
Pekan Imunisasi Dunia (PID) yang berlangsung setiap April dan pada tahun ini mengusung tema “Long Life for All” dalam tingkat global, sementara PID Nasional bertemakan “Sehatkan Keluarga Lewati Pandemi dengan Imunisasi Lengkap”. Guna mensukseskan misi bersama ini, Pemerintah Pusat maupun Daerah bekerja sama dengan organisasi dunia, salah satunya adalah UNICEF, ingin memastikan pemenuhan hak anak untuk sehat dengan memberikan imunisasi rutin lengkap. Pemerintah Provinsi Jawa Barat lewat Dinas Kesehatan Jawa Barat merealisasikan upaya tersebut dengan mengadakan gelar wicara dalam rangka peringatan PID 2022 dengan tajuk “Sehat Kini dan Nanti, Bersama Kita Imunisasi”.
Kegiatan ini dihadiri oleh Ibu Atalia Praratya RIdwan Kamil S.IP, M. Ikom, selaku Ketua TP PKK Jawa Barat bersama putra bungsu Arkana Aidan Misbach untuk memberikan ajakan kepada seluruh orang tua untuk memberikan perlindungan pada anak-anak dari ancaman penyakit.
“Imunisasi adalah upaya kita melindungi anak Jawa Barat,” terang Atalia.
Sejak dunia terdampak dengan pandemi, pada dua tahun terakhir, hampir semua negara pada tahun 2020 – 2022 mengalami tantangan dalam pelayanan imunisasi. Cakupan imunisasi anak mengalami penurunan dan pada 2020 terdapat 23 juta anak di dunia ini yang belum mendapatkan imunisasi lengkap. Angka tersebut 3.7 juta lebih tinggi dibandingkan tahun 2019. Secara global pada 2020, WHO mencatat terdapat 23 juta anak di bawah umur satu tahun yang tidak menerima imunisasi dasar atau imunisasi dasar belum lengkap. Itu merupakan angka tertinggi sejak tahun 2009. Sementara di Indonesia, terdapat 1.7 juta anak yang terakumulasi dari tahun 2019 – 2021.
Pada 2022 ini juga, Pemerintah memiliki kebijakan pemberian imunisasi Campak-Rubela bagi anak usia 9 – 59 bulan dan upaya untuk melengkapi dosis vaksin yang dikemas dalam kegiatan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) pada bulan Agustus 2022. Dr, Ir. Dewi Sartika,M.Si (Asda I) menjelaskan bahwa semua komponen masyarakat memiliki. tanggung jawab dan peran masing-masing dalam hal memberikan perlindungan terhadap anak dari ancaman penyakit. Termasuk para orangtua bayi & balita, tetangga, tokoh masyarakat, tokoh agama, pemerintahan provinsi hingga nasional, dan non pemerintahan termasuk komunitas media.
Pada kesempatan yang sama, dr. R. Nina Susana Dewi, Sp.PK (K), M.Kes, MMRS (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mengungkapkan bahwa hukum pemberian imunisasi di Indonesia adalah WAJIB. Hal ini sesuai yang diamanatkan oleh UUD ’45, UU Perlindungan Anak No.35 Tahun 2014, UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009, dan UU Pemerintahan Daerah No. 23 Tahun 2014. Meskipun belum ada peraturan tentang sanksi terkait imunisasi, namun dampak bagi yang belum imunisasi adalah: tertular penyakit tertentu yang dapat dicegah dengan imunisasi, sakit berat dan komplikasi, cacat dan menjadi tanggungan seumur hidup dan meninggal.
“Semua anak Jawa Barat harus dilindungi. Itu merupakan kewajiban negara dan hak dasar anak. Hak untuk sehat, hak tumbuh kembang, dan hak untuk dilindungi dari ancaman penyakit yang bisa dicegah,” tegas dr. Nina Susana Dewi.
Tubagus Arie Rukmantara selaku Kepala Kantor Unicef Perwakilan Wilayah Jawa mengapresiasi itikad serius dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam memastikan semua anak-anak mendapatkan imunisasi rutin yang lengkap secara menyeluruh dan merata di semua kabupaten – kota.
“Dua tahun terakhir banyak ditemukan tantangan bagi daerah untuk mencapai cakupan imunisasi rutin yang tinggi. Survey Kementerian Kesehatan dan UNICEF melaporkan 84 persen dari fasilitas pelayanan kesehatan imunisasi anak di Indonesia terdampak COVID-19. Dampaknya, capaian imunisasi dasar lengkap tidak tinggi,” kata Arie.
Arie menambahkan UNICEF berkomitmen menjadikan Jawa Barat contoh sukses dari upaya melengkapi anak-anak dengan imunisasi rutin agar tema World Immunization Week tahun ini “Long Life for All” dapat menyatukan semua komponen masyarakat untuk menciptakan dunia yang sehat bagi anak-anak untuk memiliki umur yang panjang agar dapat menggapai cita-cita mereka, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, dan membuat Indonesia juara dalam banyak bidang di tingkat dunia.
“Tujuan imunisasi adalah melindungi anak-anak dari ancaman penyakit-penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi. Karenanya, semua komponen masyarakat perlu bertanggung jawab secara bersama. Melalui ‘Sehat untuk Kini dan Nanti, Bersama Kita Imunisasi’ diharapkan bisa menjadi wadah bagi seluruh instansi terkait agar anak-anak bisa tumbuh optimal dan berkembang secara sehat sehingga dapat menjadi bagian dari Generasi Emas Indonesia,” tutup Arie. *red