Penulis : Ghan Luqman
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang.”
Mungkin kita berasumsi bahwa hidup ini akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan dibayangkan, karena telah merasa mapan dan bangga dengan apa yang dimiliki. Namun setelah kita paham, semua itu adalah kesalahan besar. Akhirnya, secara tidak sadar kita telah terjerumus dan dibutakan oleh dunia yang sementara.
Namun demikian, ternyata hidup ini bukan sesuai kehendak dan keinginan kita. Akan tetapi, hidup ini berjalan sesuai dengan Kehendak-Nya.
Dari semenjak kita di dalam rahim (kandungan), kita telah diajarkan bahwa apa yang kita miliki semua adalah pemberian dari Allah SWT, Sang Maha Pencipta alam semesta beserta isinya. Allahu Akbar !!!
Namun, selama ini kita terlalu arogan untuk menyadari dan mengakui itu semua. Seolah-olah apa yang telah kita capai dan miliki adalah hasil keringat dan kerja keras kita sendiri. Astaghfirullah.
Padahal kenyataannya semua itu tidak lepas dari kehebatan Sang Maha Kuasa (Allah) yang telah menggerakkan semua organ tubuh kita bahkan memberikan kemudahan, kepintaran, dan segala bentuk keahlian lainnya, sehingga kita bisa mencapai kesuksesan dan kejayaan seperti yang dirasakan saat itu.
Walaupun pada hakekatnya, kebahagian, kesuksesan, kejayaan seluruh umat manusia dan jin, telah Allah letakkan dalam amal agama yang sempurna. Seperti yang telah contohkan dan diimplementasikan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat RA (Radiallahu Anhu).
Hal demikian, tentunya akan terasa ketika hidup kita mulai ‘dibanting’ terjatuh dan terhempas ke titik yang paling terendah. Disaat kesuksesan, kejayaan manusia runtuh serta dunia dan manusia tak dapat membantu permasalahan yang kita hadapi. Maka, disitulah kita akan diuji, kepada siapa akan memohon pertolongan.
Tentu saja, jika memiliki keimanan (keyakinan) yang kuat, disaat kita terjatuh bahkan terhempas dititik yang paling rendah sekalipun, maka hanya kepada Allah-lah kita memohon pertolongan, “hasbunallah wa ni’mal wakil” (cukup Allah sebagai penolong kami).
Hal itu memang benar-benar akan terasa ketika kita berada di level paling rendah atau hina dalam hidup. Disaat kita terjebak dengan keputus asa-an, tanpa disadari sebenarnya Allah sedang menuntun kita dengan hidayah-Nya untuk menuju ke arah yang lebih baik lagi.
Itulah kenyataan yang akan kita rasakan pada saat itu. Namun berbeda hal nya, jika kita tidak memiliki keimanan, maka ‘jalan pintas’ lah yang akan kita tempuh. Na’udzubillah… Semoga kita dijauhkan dari itu semua.
Alhamdulillah… Bersyukur kepada Allah, agar kita semua diberi hidayah dan dipahamkan oleh Allah dalam mengamalkan amal agama secara sempurna, ditengah ketidaksempurnaan kita sebagai manusia. Insyaa Allah.