Meninggalkan yang Tidak Sempurna, untuk yang Lebih Tidak Sempurna

0
7

Anekdot Perselingkuhan

Penulis : Ghan Luqman

“Jangan pernah menyerah dalam keadaan tertekan. Tetap fokus dan cari solusi disetiap permasalahan. Karena lari dari masalahmu adalah sebuah perlombaan yang takkan pernah kamu menangi.”

Demikianlah, sepenggal kalimat dari salah seorang Sahabat yang sedikit membangkitkan semangat kita untuk tetap hidup dan jangan pernah berputus asa.

Mungkin penggalan kalimat itu terasa hambar dan tak bermakna bagi beberapa orang yang belum pernah berada dalam posisi sulit maupun ‘terjepit’. Namun berbeda halnya bagi orang-orang yang sedang mengalami masa-masa kritis ditengah kehidupannya yang sangat drastis.

Kali ini, penulis akan berbagi sedikit pengalaman pahit yang mungkin pernah dialami dan dirasakan pula oleh kebanyakan orang diluar sana.

Sebagian diantara kita semua, mungkin pernah mengalami kisah perselingkuhan, entah itu ‘berselingkuh’ maupun ‘diselingkuhi’ oleh pasangannya. Namun apapun istilahnya, perselingkuhan memang tidaklah ‘sehat’ dan tidak pula dibenarkan, dari segi agama maupun negara.

Perlu kita pahami, bahwa selingkuh itu adalah meninggalkan yang tidak sempurna, untuk yang lebih tidak sempurna. Mengapa bisa seperti itu? Karena pada dasarnya orang yang berselingkuh itu dengan berbagai macam alasannya hanya mengikuti hawa nafsunya saja. Entah itu karena alasan untuk kesenangan semata atau dikarenakan salah satu pasangan mereka terkendala dengan masalah kesehatan ‘fisik’, keterpurukan ekonomi dan sebagainya, yang tidak bisa penulis jelaskan satu persatu.

Namun masalahnya, di masa pandemi dan pasca pandemi covid 19, fenomena perselingkuhan tentu terasa semakin merebak akibat keterpurukan dan kelumpuhan perekonomian dari berbagai sektor yang belum terlihat pulih. Bahkan tidak sedikit pula orang yang berbondong-bondong pergi ke pengadilan agama untuk sekedar mengurus perceraian layaknya mengantri sembako. Astaghfirullah.

Pada dasarnya, perselingkuhan akan menjadi sebuah ‘penyakit’ (baik lahir maupun batin) apabila dilakukan secara terus menerus. Walaupun dengan dalih hanya untuk memperbaiki perekonomian keluarga dan awalnya hanya coba-coba (iseng).

Sebenarnya hal itu memperlihatkan bahwa betapa lemahnya iman seseorang, disaat mengalami ujian hidup dari Sang Pencipta. Maka dari itu, ada baiknya segera perbaiki diri (muhasabah diri) kita masing-masing termasuk penulis sendiri, agar senantiasa terus menjaga hubungan baik dan mendekatkan diri kita kepada Allah SWT agar terhindar dari bisikan serta godaan syetan yang sesaat dan menyesatkan.

Jangan pernah coba-coba untuk berselingkuh apapun alasannya. Tetaplah setia kepada pasangan anda apapun kondisi dan keadaanya. Jangan meninggalkan yang tidak sempurna untuk yang lebih tidak sempurna. Karena itu akan membawa petaka bagi diri kita.

Maha Kuasa Allah yang telah memberikan ilham dan menggerakkan tangan ini untuk dapat menuliskan beberapa penggal kalimat yang mungkin bisa bermanfaat. Maha Suci Allah dengan segala firmannya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here