BANDUNG, journalbroadcast.co — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersama Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas II Bandung Arcamanik meresmikan Klinik Utama Lamoria Lapas Mojang Priangan (Lamoria) sebagai upaya meningkatkan pelayanan kesehatan, khususnya bagi warga binaan.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan mengatakan, klinik ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemkot Bandung dan Lapas Perempuan Kelas II Bandung yang telah dirintis sejak sekitar empat bulan lalu.
“Klinik Lamoria ini kami resmikan sebagai klinik utama yang memberikan pelayanan kesehatan bagi warga binaan. Namun karena sudah berizin sebagai klinik utama, ke depan juga bisa melayani masyarakat umum di sekitar wilayah Lapas,” ujar Farhan di Lapas Perempuan Kelas ll Bandung, Kamis (30/10/2025).
Menurutnya, hadirnya Klinik Lamoria merupakan bentuk nyata pelayanan publik yang terintegrasi dengan sistem administrasi kependudukan (adminduk) yang baik.
“Bagaimanapun, pelayanan publik harus tertata dan berbasis data adminduk. Ini juga menunjukkan bahwa Pemkot Bandung ikut terlibat dalam pembinaan dan pemberdayaan yang dilakukan oleh jajaran pemasyarakatan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Lapas Perempuan Kelas II Bandung, Gayatri Rachmi Rilowati menjelaskan, klinik ini difokuskan untuk melayani kebutuhan kesehatan para warga binaan.
“Fungsi utama Klinik Lamoria adalah melayani warga binaan. Jika ada kasus yang tidak bisa ditangani di klinik pratama, maka akan dirujuk ke rumah sakit di luar lapas sesuai rekomendasi dokter,” tutur Gayatri.
Ia menyebutkan, izin operasional sebagai klinik utama baru terbit sekitar dua bulan lalu, meskipun pelayanan kesehatan di lapas sudah berjalan sejak lama.
“Sekarang kami punya dasar hukum yang jelas, jadi pelayanan bisa lebih optimal,” tambahnya.
Saat ini, Lapas Perempuan Kelas II Bandung memiliki 417 warga binaan dan 2 anak bawaan.
Dalam momentum peresmian ini, juga digelar kegiatan sosial berupa khitanan massal untuk 50 anak, yang terdiri dari anak warga binaan dan anak warga sekitar lapas. Sebanyak 42 anak dinyatakan lolos seleksi dan mengikuti kegiatan tersebut.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bandung, Tatang Muhtar, turut mendukung penuh kegiatan ini.
Ia menjelaskan, kerja sama antara Disdukcapil dan lapas di Kota Bandung telah terjalin dengan baik.
“Kami punya layanan jemput bola melalui mobil keliling. Jadi kalau ada kebutuhan layanan administrasi kependudukan bagi warga binaan, kami langsung datang ke lapas,” ungkap Tatang.
Sedangkan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Barat, Kusnali mengapresiasi dukungan Pemkot Bandung dalam membantu penyelesaian perizinan dan peningkatan fasilitas kesehatan di lingkungan lapas.
“Pelayanan medis sebenarnya sudah berjalan lama, hanya saja legalitasnya baru terbit dua bulan lalu. Terima kasih kepada Pak Wali Kota atas dukungannya, sehingga kini kami memiliki payung hukum yang kuat untuk memberikan layanan kesehatan kepada warga binaan,” ujarnya.
Dengan hadirnya Klinik Utama Lamoria diharapkan pelayanan kesehatan bagi warga binaan dan masyarakat sekitar semakin mudah diakses, bermutu, dan manusiawi. *red
 
			 
		    




















