Banjir Cileuncang dan Drainase

0
30

Kab. Bandung, JB — Banjir merupakan pemandangan keseharian, baik banjir karena luapan sungai Citarum, atau banjir Cileuncang. Pasca Banjir besar ditahun 1985-1986, sampai saat ini permasalahan banjir, belum terselesai, Jika dulu sekitar tahun 1977.

Sungai Citarum masih berkelok-kelok, pepohonan masing rindang dengan berbagai jenis pohon seperti waru, cangkring, loa, reungas, termasuk hamparan  bambu baik bambu (Awi) haur atau tali, termasuk di pinggiran sungai Citarum tumbuh  pohon kaso, Pohon yang tumbuh dipinggir sungai memiliki manfaat  bagi masyarakat, seperti bambu haur, untuk membuat tangga, pagar dan menahan sedimentasi longsor, juga awi/bambu tali, dimanfaatkan untuk membuat bubu, posong,  atau membuat alat-alat keperluan dapur, seperti hihid (kipas angin), tempat menanak nasi (aseupan) dan lain sebagainya.

  1. Jaenudin/Penulis sebagai orang yang dilahirkan di dekat bantaran sungai Citarum, dari tahun 1977-1980 an, jarang sekali melihat banjir, apalagi sampai masuk ke kampung/ kerumah. Karena pohon-pohon yang berdiri dipinggir sungai Citarum merupakan salah satu untuk menahan longsor, dan menyerap air.

Bukan maksud untuk menyalahkan siapapun,  setelah Citarum  diluruskan dan pohon-pohon nya ditebang, jika turun hujan apalagi di  musim hujan,  pasti sungai Citarum, akan meluap karena tak mampu menampung  air yang berasal dari beberapa  anak sungai,  yang berada di kawasan Kota Bandung/Bandung Raya.  Akibat dangkalnya sungai Citarum, akibat sedimentasi tanah yang bertambah tiap tahunnya.

Beberapa proyek besar, dengan menggunakan anggaran,  mencapai triliunan rupiah. Seperti penyodetan sungai, pembentengan, pengerukan, pembuatan embung-embung, sampai saat ini belum menyelesaikan permasalahan banjir.

Wilayah Bandung Selatan, meliputi tiga  Kecamatan yaitu Kecamatan Baleendah, Kecamatan Bojongsoang dan Kecamatan Dayeuhkolot, Akibat luapan sungai Citarum, termasuk hujan  cileuncang,  jalan sepanjang Baleendah  ke arah Bojongsoang, menuju Bandung, setiap turun hujan besar,  di sepanjang jalan dari Baleendah, baik dari kiri dan kanan jalan, kearah Bojongsoang ternyata belum dibuat drainase.

Salah satunya di Wilayah RW 21 Mekarsari, Kelurahan Baleendah, Kecamaten Baleendah, Kabupaten Bandung, mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas yang cukup parah, di sepanjang jalan  Baleendah ke arah Bojongsoang atau sebaliknya dari Bojongsoang ke Baleendah.

Publik berharap  Bupati Bandung/ Wakil Bupati Bandung, stakeholder dan pengemban kebijakan lainnya, dengan semboyan Bedas-nya, mampu mengakomodir dan menyerap berbagai permasalahan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Buktikan dengan Semboyan Bedas ke masyarakat. *Jae

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here